Di Pyongyang, produk Pomhyanggi dipajang bersama brand internasional seperti Lancôme dan Clarins di department store.
Di pedesaan, produk kecantikan yang tersedia biasanya terbatas pada produk lokal dari kisaran yang kurang mewah.
Sebuah toko di Pertanian Koperasi Chongsan-Ri di luar Pyongyang menyediakan berbagai perlengkapan mandi dasar termasuk sabun, pasta gigi dan sikat gigi, serta krim wajah yang dibuat dengan ginseng.
Harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan merek impor di kota.
Satu batang sabun harganya 25 won (25 sen), dan sikat gigi seharga 17 won (17 sen).
Baca Juga: Cara Memilih Skincare yang Tepat Khusus Kamu Generasi Milenial
Meskipun industri kecantikan Korea Utara masih dalam tahap awal, para laki-laki di negara itu tampaknya hampir sama bersemangatnya dengan perempuan dalam menggunakan produk untuk mempercantik penampilan mereka.
“Kulit saya terasa sangat lembut dan harum,” kata Hangul, 24 tahun (bukan nama sebenarnya) saat mencoba Pomhyanggi Moisture Milk Cream.
“Saya akan menggunakan ini jika saya memilikinya. Kakak perempuan saya punya krim di kamar mandi, tapi mereka tidak mengizinkan saya menggunakannya. Masalah yang kami hadapi adalah terkadang kami tidak tahu apakah itu palsu atau tidak. ”
Terlepas dari perubahan sikap di antara kaum muda dan relatif kaya di ibukota, produk-produk semacam itu berada di luar kantong sebagian besar penduduk dan industri kecantikan masih dianggap barang mewah di Korea Utara.
Nah, itu dia Stylovers fakta unik mengenai tren kecantikan di Korea Utara. Apakah kamu penasaran ingin mencoba produk kosmetik asli dari Korea Utara? (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Borong Penghargaan Dangdut, Ayu Ting Ting Tampil Glamor Berbalut Dress Mini Berkilau
KOMENTAR