Stylo Indonesia - Stylovers, tahukah kamu bahwa masih banyak mitos skincare yang sering disalahpahami oleh banyak pengguna skincare?
Apakah cara merawat kulit yang selama ini kamu ketahui ternyata termasuk ke dalam salah satu mitos skincare yang sering disalahpahami?
Kali ini, seorang ahli dermatologi bernama Andrea Suarez yang dikenal sebagai Dr. Dray pada channel Youtube miliknya menjelaskan 5 mitos skincare yang sering disalahpahami pada salah satu videonya.
Ternyata, banyak anggapan mengenai skincare yang selama ini diketahui secara umum kurang tepat dengan fakta yang ada.
Baca Juga: Tips Menyimpan Produk Makeup dan Skincare yang Benar, Kalau Asal Bisa Berjamur!
Yuk, simak apa saja 5 mitos skincare yang sering disalahpahami menurut ahli dermatologi berikut ini!
#1. Mitos Skincare: Uap bisa membuka pori-pori
Treatment menggunakan uap pada wajah sering dilakukan dan disebut bisa membuka pori-pori agar lebih mudah dibersihkan.
Faktanya, pori-pori tidak bisa membuka kemudian menutup seperti pintu.
Mengekspos kulit wajah terhadap uap yang berasal dari air panas justru bisa membuat kulit menjadi lebih kering.
#2. Mitos Skincare: Skincare dalam kemasan jar kurang baik
Beberapa orang beranggapan skincare dalam kemasan jar kurang baik untuk digunakan.
Ada kekhawatiran produk skincare bisa terkontaminasi bakteri dari jari saat kita mengambil produk.
Namun, setiap produk skincare dalam kemasan jar umumnya memiliki kandungan untuk mengawetkan formula dan membunuh bakteri yang masuk, seperti paraben yang sebenarnya tidak berbahaya untuk kulit.
Selain itu, kita juga bisa mengurangi risiko kontaminasi bakteri dengan menggunakan spatula khusus saat mengambil produk.
Baca Juga: Atasi Bekas Jerawat dengan Skincare Minimarket di Bawah 50 Ribu Rupiah
#3. Mitos Skincare: Skincare harus diganti karena kulit sudah terbiasa dengan kandungan tertentu
Ada sebuah anggapan bahwa setelah menggunakan sebuah skincare untuk sekian waktu, skincare perlu diganti karena kulit sudah terbiasa dengan kandungan tersebut hingga tak terasa lagi manfaatnya.
Faktanya, justru kondisi kulit kita yang terus berubah karena faktor usia atau faktor masalah kulit yang kita alami.
Hal inilah yang membuat kulit membutuhkan kandungan yang lain, bukan karena sudah terbiasa dengan kandungan yang sebelumnya dipakai.
#4. Mitos Skincare: Pelembap membuat kulit malas
Sebagian orang beranggapan pelembap bisa membuat kulit menjadi malas dan tak lagi memproduksi kelembapan alaminya.
Faktanya, masalah kulit dan usia yang bertambah menyebabkan kulit lebih rentan kehilangan kelembapan, kendur, serta lebih mudah kering dan mengalami iritasi.
Pelembap bisa membantu kulit mengatasi masalah ini sekaligus mengunci air di dalam kulit agar tetap lembap.
#5. Mitos Skincare: Skincare medical grade lebih baik dibanding skincare drugstore
Tak sedikit yang menganggap skincare medical grade yang biasanya direkomendasikan oleh para dokter lebih baik dan bekerja dibanding skincare drugstore atau over-the-counter.
Baca Juga: 5 Tips Skincare untuk Kulit Sensitif dari Ahli Dermatologi, Wajib Coba!
Faktanya, label ‘medical grade’ merupakan salah satu teknik marketing di mana produk skincare dipasarkan lewat para dokter untuk merekomendasikannya kepada pasien.
Soal formula dan kualitas, bisa jadi sama saja dengan skincare over-the-counter dan drugstore.
Nah, itu dia Stylovers 5 mitos skincare yang sering disalahpahami menurut ahli dermatologi. Adakah yang sudah pernah kamu dengar sebelumnya? (*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR