Stylo Indonesia - Stylovers pasti tidak asing dengan potret para selebritis dalam balutan busana anggun mereka di atas karpet merah.
Red carpet memang menjadi salah satu momen fashionable yang paling ditunggu dari setiap pagelaran penghargaan, premier film, dan acara-acara penting lainnya yang melibatkan selebritis.
Tak hanya di luar negeri, berbagai acara di dalam negeri pun turut mengadakan red carpet, membuat publik semakin familiar dengan momen fashion yang satu ini.
Namun, bagaimana sih asal usul adanya budaya red carpet sebagai momen fashionable dalam setiap acara penting di dunia hiburan? Adakah alasan mengapa warna karpet yang digunakan harus berwarna merah?
Dilansir dari BBC, beginilah asal usul red carpet yang menjadi momen fashionable paling dinanti dari untuk mengintip penampilan selebritis.
Red carpet menunjukkan status, gaya, dan kemewahan. Red carpet menjadi salah satu fokus dari hampir setiap acara penghargaan, acara gala, dan pemutaran perdana film di seluruh dunia.
Karpet merah ikonik ini membedakan bintang film yang menginjaknya dari publik yang hanya manusia biasa.
Dalam catatan sejarah paling awal yang diketahui, karpet merah memang tidak ditujukan untuk orang biasa.
Jalan setapak permadani merah gelap digulirkan di Yunani kuno, dalam drama Aeschylus Agamemnon, ketika istri Raja Clytemnestra bersiap menyambut suaminya dari Perang Troya dengan penuh kemenangan.
“Sangat menarik bahwa red carpet menjadi identik dengan bintang film yang dalam arti tertentu telah menjadi bangsawan saat ini,” ujar Sonnet Stanfill, kurator senior di Museum Victoria & Albert.
“Ada sinergi tertentu tentang red carpet - yang biasanya menyambut bangsawan - sekarang menyambut bangsawan film.”
Dalam seni Renaisans, karpet merah dan permadani sering muncul, biasanya bergaya Oriental dan berpola rumit, dan terlihat dalam lukisan dewa, orang suci, dan bangsawan. Mengapa demikian?
"Warna merah telah lama dikaitkan dengan prestise, royalti, dan aristokrasi," kata Stanfill.
"Scarlet (pewarna merah) adalah salah satu pewarna paling berharga karena paling sulit dibuat dan paling mahal."
Pewarna cochineal atau carmine untuk warna merah dibuat dari serangga skala cochineal dan digunakan pada abad ke-15 oleh suku Aztec dan Maya di Amerika Utara dan Tengah untuk mewarnai kain.
Baca Juga: Golden Globes 2020 : 5 Gaun Terburuk di Atas Red Carpet Versi Fashion Stylist Erich Al Amin
Pada abad ke-17 pewarna cochineal menjadi barang ekspor yang sangat dihargai.
Karpet dengan warna merah tua terus menunjukkan status tinggi, dan di Georgetown, Carolina Selatan, pada tahun 1821, kedatangan Presiden AS James Monroe ditandai dengan peletakan karpet merah untuk menyambutnya di darat dari perahu sungai.
Karpet merah sejak itu menjadi tambahan standar untuk acara-acara terkenal yang melibatkan pejabat politik.
Barulah pada tahun 1920-an red carpet dan Hollywood menjadi benar-benar identik.
Pada tahun 1922, sebuah karpet panjang berwarna merah tua dibentangkan di depan Egyptian Theatre untuk pemutaran perdana film Robin Hood di Hollywood, yang dibintangi oleh Douglas Fairbanks.
Dan dalam dekade berikutnya, red carpet menjadi tempat di mana publik dapat melihat sekilas bintang karismatik seperti Clark Gable, Jimmy Stewart, dan Grace Kelly.
Kemudian, pada tahun 1961 karpet merah diperkenalkan pada Academy Awards atau Piala Oscar di Santa Monica Civic Auditorium.
Beberapa tahun kemudian, para penyiar acara tersebut memilih untuk merekam momen red carpet di luar venue, menjadikannya momen untuk menunjukkan kedatangan para tamu saat mereka keluar dari limusin mereka.
Sejak tahun 1964 red carpet menjadi titik fokus yang diakui secara global bagi para aktor dan aktris untuk tampil secara megah dan menampilkan diri mereka di acara penghargaan.
Penampilan adalah esensi dari red carpet, dan momen red carpet cenderung menjadi momen unik bagi para selebritis untuk tampil berani, mewah, percaya diri, dan flamboyan.
Baca Juga: Kaleidoskop 2019: 5 Busana Artis Indonesia Paling Fenomenal di Red Carpet
Pada tahun 1990-an, fashion dan film menjadi tak terpisahkan, dan red carpet adalah tempat keduanya berpadu.
Red carpet menjadi ajang bagi para selebritis untuk menunjukkan busana rancangan siapa yang mereka gunakan.
Hal inilah kemudian yang melahirkan pertanyaan “Who are you wearing?” atau “Busana rangcangan siapa yang kau kenakan?” yang kerap dilontarkan oleh para reporter kepada para selebritis di red carpet.
Desainer tertentu kerap mendominasi red carpet, dan Valentino serta Giorgio Armani menjadi sangat terkenal karena keindahan busana mereka yang sering ditampilkan di atas red carpet.
Nah, itu dia Stylovers asal usul red carpet sebagai momen fashionable para selebritis yang selalu dinanti. Adakah selebritis dengan gaya red carpet paling oke menurutmu? (*)
Garis Poetih Raya Festival 2025, Ivan Gunawan dan Para Desainer Siap Bawakan 350 Koleksi
KOMENTAR