Stylo.ID - Masih ada sebagian masyarakat yang menganggap kematian yang terjadi pada pasien Covid-19 disebabkan oleh adanya penyakit penyerta atau faktor komorbiditas.
Namun, sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kerusakan yang cukup parah pada bagian paru-paru akibat infeksi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan oleh Ahmad Utomo, Ahli Biologi Molekuler Indonesia saat dihubungi oleh Kompas.com pada Kamis (25/6/2020) lalu.
"Sempat ada klaim yang menghebohkan, tidak ada kematian karena Covid-19. Pasien meninggal karena penyakitnya, tentu ini tidak benar," ungkap Ahmad.
Ahmad menegaskan kematian karena Covid-19 adalah nyata yang telah dibuktikan dari sejumlah studi otopsi terhadap jenazah pasien positif Covid-19.
Virus SARS-CoV-2 merusak organ paru
Sejumlah artikel dan jurnal penelitian telah menunjukkan bagaimana infeksi virus SARS-CoV-2 ini merusak organ paru manusia.
Penjelasan mengenai studi otopsi pasien dengan infeksi virus corona baru ini juga disampaikan Ahmad melalui video Youtube berjudul Bukti Meninggal Karena Covid19? yang diunggahnya pada 24 Juni 2020.
Dalam video itu, Ahmad menjelaskan studi otopsi dilakukan para peneliti di Eropa untuk mengungkapkan bagaimana virus corona ini merusak organ pernapasan hingga menyebabkan kematian.
Berat organ paru pada jenazah pasien Covid-19 ditemukan memiliki massa yang jauh lebih berat dari normalnya.
"Umumnya, berat organ paru sekitar 500 gram, tetapi karena terinfeksi virus SARS-CoV-2 ini, beratnya mengalami kenaikan dua kali lipat menjadi satu sampai 1,5 kilogram," kata Ahmad.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Potret Serba Pink Marshanda Kenakan Off-Shoulder Dress, Makin Cantik dan Memikat!
KOMENTAR