Hal ini yang dapat mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru akibat serangan sel-sel imun yang berlebihan.
Reaksi tersebut yang banyak terjadi pada pasien dengan gejala coronavirus berat.
Perdebatan muncul karena pasien sebenarnya tetap memerlukan sistem imun yang kuat untuk melawan virus SARS-CoV-2 dalam tubuhnya.
Jika kekebalan tubuh pasien menurun, virus corona dikhawatirkan dapat berkembang dan menyerang lebih banyak jaringan dalam tubuh.
Namun kabar baiknya, penelitian ini menunjukkan bahwa obat dexamethasone yang digunakan untuk pasien Covid-19 hanya membutuhkan dosis rendah. Dengan ini, manfaat yang didapat lebih besar dari risiko bahayanya.
Para peneliti juga mengingatkan bahwa reaksi sistem imun yang berlebihan terkadang lebih berbahaya daripada virus itu sendiri.
Pada beberapa kasus, pasien mungkin mengalami badai sitokin, yaitu respons imun berbahaya yang dapat berakibat fatal.
Pemberian dexamethasone pun bisa menjadi langkah pilihan untuk mencegah dampak tersebut.
Melalui laman resminya, WHO menyambut baik terobosan ilmiah awal para ilmuwan Inggris atas penggunaan dexamethasone, obat steroid yang digunakan untuk menyelamatkan nyawa pasien virus corona dalam kondisi kritis.
Berdasarkan keterangan dari para peneliti yang melakukan uji coba dexamethasone, pada pasien Covid-19 yang menggunakan ventilator di rumah sakit, terbukti dapat mengurangi jumlah kematian sebanyak sepertiganya.
Sedangkan, pasien yang menggunakan tabung oksigen, jumlah kematian berkurang seperlimanya.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR