Stylo.ID - Social distancing dilakukan untuk menekan angka penularan Covid-19 yang semakin bertambah.
Termasuk juga melakukan olahraga di tempat gym yang juga bisa jadi salah satu tempat penularan virus corona paling berisiko.
Meski begitu, ternyata beberapa orang masih bandel melakukan olahraga di tempat tertutup tanpa menghiraukan aturan social distancing.
Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Sri Mulyani Cetuskan Skenario Terberat Perekonomian Indonesia, Seperti Apa?
Seperti yang dilansir Stylo.ID dari Intisari.ID, hal ini terjadi di Korea Selatan, di mana satu workshop kebugaran tari memicu 112 kasus Covid-19, menurut sebuah laporan.
Pada awal Februari, sekelompok instruktur kebugaran tari di Korea Selatan bertemu untuk sesi empat jam aerobik intens dengan 27 orang di ruang kecil.
Tanpa diketahui, di antara mereka ada 8 peserta terinfeksi virus corona, namun belum menunjukkan gejala.
Kurang dari sebulan, virus tersebut telah menginfeksi 112 orang di 12 fasilitas kebugaran yang berbeda di wilayah itu, semuanya terkait kelas kebugaran tari, menurut laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Pelacak kontak mengaitkan merebaknya kasus itu dengan instruktur dari workshop di bulan Februari, yang mengajar dengan menunjukkan gejala Covid-19 ringan, seperti batuk.
Sekitar 50 persen dari 112 kasus ditemukan telah ditransmisikan dari instruktur kepada siswa.
Sebanyak 54 siswa dari 214 yang ditemukan terpapar di kelas, atau tingkat infeksi 26 persen, menurut laporan.
Rata-rata, siswa mulai mengalami gejala sekitar 3,5 hari setelah menghadiri kelas kebugaran tari, kata para peneliti.
Kasus lainnya terkait dengan instruktur yang terinfeksi dan siswa yang menyebarkan penyakit ke keluarga, teman-teman lain, dan rekan kerja.
Penelitian telah menemukan, orang dapat menularkan dan menyebarkan Covid-19 tanpa menunjukkan gejala, dan dalam laporan ini, lebih dari 25 persen kasus tidak menunjukkan gejala.
Penulis laporan menyebut, kelas kebugaran kelompok bisa menjadi kegiatan berisiko, menyebabkan wabah meskipun peserta di kelas hanya bertemu selama 50 menit, dua kali seminggu, dan tidak memiliki kontak lain di luar kelas.
Secara khusus, udara hangat dan lembap dari banyak orang yang berkeringat di ruang kecil dikombinasikan dengan aliran udara dari gerakan aerobik, bisa membuat proses transmisi partikel virus lebih mudah.
Kelas tari masing-masing memiliki antara 5 hingga 22 siswa.
Menariknya, laporan itu juga menemukan, kelas yoga dan pilates yang diadakan pada saat yang sama tidak terkait kasus virus corona.
Ukuran kelas yang lebih sedikit (antara 7-8 orang) dan gaya gerakan yang lebih lambat bisa jadi telah menurunkan risiko virus, demikian teori para peneliti.
Baca Juga: Sejumlah Pasien Covid Alami Ruam di Kaki, Mungkinkah Jadi Gejala Baru Virus Corona?
Namun, penelitian ini tidak sepenuhnya memperhitungkan semua orang yang menghadiri kelas atau fasilitas kebugaran, dan bisa jadi mengabaikan jumlah infeksi.
Dengan demikian, para peneliti merekomendasikan orang-orang menghindari kegiatan berkeringat di ruang tertutup, bahkan bersama kelompok kecil untuk menghindari atau menyebarkan virus corona. (*) Dinda Stylo
Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul "Pilu, Masih Buka Sasana Olahraga, 112 Pengunjung yang Berolahraga di Ruang Tertutup Ini Kini Positif Covid-19"
Penulis: Maymunah Nasution
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Potret Serba Pink Marshanda Kenakan Off-Shoulder Dress, Makin Cantik dan Memikat!
KOMENTAR