“Dulu waktu SD karena aku masih kecil dan tidak mengerti sedang dibully aku sering menangis. Setiap ada anak cowok yang meledek, aku tidak tinggal diam, aku membalas, mengejar dan sampai memukul. Aku termasuk cewek tomboi saat SMP,” kenang Rohita kepada Livi Stylo.
Efek buruk yang paling dirasakan Rohita apalagi kalau bukan minder alias tidak percaya diri serta perasaan tidak diinginkan dan dijauhi oleh orang sekelilingnya.
Parahnya lagi, wanita cantik kelahiran Jakarta 9 Januari 1997 tersebut juga benci untuk difoto atau dipotret dan memilih menghindar bila ada kegiatan foto bersama.
Lebih lanjut, Rohita yang kini disibukkan oleh pekerjaan sebagai Guest Relation Officer di sebuah perusahaan Food & Beverage di Jakarta ini juga terkadang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari kakak kandung laki-lakinya sendiri yang sama-sama belajar di sekolah yang sama.
“Jujur, orang tuaku sama sekali tidak tahu soal kisah pahit aku yang dibully. Aku lebih memilih menyimpan kisah menyedihkan ini sendirian,” kata Rohita.
Sadar Bahwa Hanya Diri Sendiri yang Bisa Mengubah Kondisi ini…
Motivasi terbesar Rohita untuk bangkit dari keterpurukan adalah ketika ia banyak beribadah ke Gereja.
Saat itu ia merasa bahwa setiap orang harusnya merasa berharga dan dihargai apapun kondisinya baik terlepas oleh perbedaan warna kulit maupun lain sebagainya.
“Aku mulai membuka mata dan melihat kalau aku juga cantik walaupun aku hitam itulah cara membuat aku semangat dan bangkit dari keterpurukan,” pungkas Rohita.
Melihat sang kakak masih ikut membullynya, ia memutuskan untuk bangkit setelah mendengar khotbah yang menguatkan dan motivasi diri sendiri untuk membungkam orang-orang yang membuat dirinya minder.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR