Curhatan Desainer Sapto Djojokartiko Tentang Industri Fashion Indonesia

By Mreizghi Alvio Linchia, Senin, 10 September 2018 | 16:01 WIB
Sapto Djojokartiko (esmodjakarta.com)

Ia pun membuktikannya dengan melahirkan label ready to wear, tetap dengan ciri khas penuh detail layaknya haute couture.

Apakah dengan begitu ia dengan mudahnya merancang ready to wear? Ternyata nggak!

Baca Juga : 5 Rekomendasi Jam Tangan Bergaya Chic di Bawah 300 Ribu Rupiah yang Cocok untuk Para Millennials

"Dunia fashion itu luas. Setelah merambah ke ready to wear saya merasa nggak mudah, tantangannya berbeda," ujarnya saat dihubungi via telepon oleh Chia Stylo.ID.

Sapto mengaku, sejak merambah ke ready to wear ternyata banyak tantangan berbeda yang harus ia hadapi.

"Awalnya, saya terlalu fokus sama desainnya. Ternyata saat merambah ke ready to wear, saya juga harus belajar memasarkannya," ceritanya.

Baca Juga : Ciptakan Riasan Simpel Tapi Stunning dengan Eyeliner Glitter Mulai dari Harga 38 Ribu Rupiah

Selain itu, ia juga mengalami kendala saat harus memproduksi 1 baju yang dibuat sekian banyak.

"Bermasalah juga sama bahan, karena kalau import kan mahal, tapi bahan lokal belum memadai kualitasnya," celetuk desainer lulusan ESMOD ini.

Sapto juga menyayangkan betapa infrastruktur di dalam negeri kurang bisa mendukung industri fashion Indonesia sepenuhnya.

Baca Juga : Inspirasi Office Look ala Kiara Leswara dengan Fashion Item di Bawah 300 Ribu Rupiah

#Pandangan Tentang Industri Fashion Indonesia