Cerita Sapto Djojokartiko Tentang Merancang Pakaian Ready to Wear

By Mreizghi Alvio Linchia, Jumat, 31 Agustus 2018 | 17:38 WIB
Sapto Djojokartiko dalam peluncuran koleksi bridal terbarunya, berpose bersama fashion stylist Caren (instagram.com/@carendelano)

Telah menguasai teknik haute couture, Chia Stylo ID meluncurkan pertanyaan: apa Sapto merasa lebih mudah mengerjakan koleksi pakaian ready to wear?

BACA JUGA: Contek Gaya Sweet Edgy ala Indah Kusuma dengan Paduan Mini Overall Denim Dress di Bawah Harga 350 Ribu Rupiah

"Dunia fashion itu kan luas ya, setelah ready to wear, saya malah merasa ini nggak mudah karena tantangan yang dihadapi saat membuat custom dan haute couture juga berbeda," ungkapnya pada Chia Stylo.ID.

Isyana Sarasvati mengenakan rancangan Sapto Djojokartiko (instagram.com/@isyanasarasvati)

Setelah mengetahui selanya untuk menciptakan pakaian ready to wear, Sapto juga nggak ingin produksi custom haute couture-nya mati.

Kini, ia menjalani keduanya beriringan, karena baik haute couture maupun ready to wear adalah nafas rancangan Sapto Djojokartiko.

#Desainer Multitalenta

Selain merancang busana, Sapto juga ternyata memproduksi produk interior di bawah label Saptodjojokartiko Living.

Label yang berdiri tahun 2016 ini pertama kali memproduksi karpet dengan nama Penara Taupe Rug.

"Saya memilih karpet karena produk ini lebih tepat untuk merpresentasikan ide dari Sapto Djojokartiko," ujarnya.

BACA JUGA: Tampil Tanpa Kilap di Wajah dengan Powder Terbaru dari Brand Lokal, Dear Me Beauty

Meski begitu, Sapto tetap eksis menjalani ketiganya, ditambah koleksi bridal.

Sheryl Sheinafia mengenakan rancangan Sapto Djojokartiko untuk opening Asian Games 2018 (instagram.com/@wanda_haraa)

Chia Stylo.ID penasaran, bagaimana Sapto mengimbangi produksi semua label, termasuk haute couture dan ready to wear?

"Sekarang sih lagi fokus sama label SAPTODJOJOKARTIKO. Ditunggu aja koleksi terbaru dari label lainnya," celetuknya.

Belakangan, Sapto juga memperluas lini produk fashionnya dengan meluncurkan koleksi sepatu setiap 2 tahun sekali. (*)