Menurut Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Ketua Umum PERDOSKI, “Perkembangan pengetahuan dasar sangat berpengaruh terhadap perkembangan tata laksana penyakit di bidang dermatologi termasuk akne vulgaris. Buku pedoman ini disusun secara komprehensif dan didedikasikan untuk sejawat dokter sehingga menjadi rujukan yang terpercaya dalam menangani masalah akne.”
Effaclar Duo+M: Pendamping Terapi Jerawat yang Terbukti Efektif
La Roche Posay menghadirkan Effaclar Duo+M, produk dermokosmetik inovatif dengan Phylobioma yang dipatenkan untuk melawan bakteri penyebab jerawat.
Studi klinis menunjukkan produk ini efektif pada kulit orang Indonesia, meningkatkan hasil terapi tanpa efek samping jangka panjang.
Dr. dr. Reti Hindritiani, Sp.D.V.E. menjelaskan, "Dermokosmetik digunakan sebagai bagian dari tata laksana akne vulgaris (AV) dengan tujuan untuk mencapai hasil terapi yang optimal, meningkatkan kepatuhan pasien, dan mengurangi efek samping yang dapat muncul akibat terapi jangka panjang,"
"Berdasarkan hasil studi klinis di Indonesia menunjukkan penggunaan dermokosmetik yang mengandung Aqua Posae Filiformis, Niacinamide, Lipohydroxy Acid, Procerad dan Zinc PCA efektif membantu terapi jerawat standar dari dermatolog," sambungnya.
Baca Juga: Brand Skincare La Roche-Posay Dukung Pasien Kanker dengan Program Fight With Care
Spotscan+: Teknologi AI untuk Analisis Jerawat
Inovasi berikutnya adalah Spotscan+, teknologi berbasis AI yang dikembangkan bersama dermatolog internasional. Alat ini memberikan analisa tingkat keparahan jerawat berdasarkan Global Acne Severity Score (GEA).
Prof. Dr. dr. Satya Wydya Yenny, Sp.D.V.E. mengungkapkan, “Spotscan+ menjadi alat yang sangat efektif untuk membantu baik dermatolog ataupun pejuang jerawat. Bagi pejuang jerawat, Spotscan+ menawarkan screening awal yang membantu mereka, terutama di daerah dengan akses terbatas ke dermatologis, menilai tingkat keparahan jerawat mereka dan memutuskan apakah konsultasi medis lebih lanjut diperlukan,"