Pemilihan warna dalam koleksi ini terinspirasi dari budaya Bali.
Kombinasi warna hitam, putih, dan aksen merah yang merepresentasikan Tridatu, yaitu filosofi spiritual Bali, memberikan makna yang lebih dalam pada setiap gaun.
Corak dan warna taplak yang sudah dikurasi dipadukan dengan cermat, mempertahankan keindahan masing-masing bahan yang digunakan.
Keberlanjutan Melalui Batik dan Aksesori
Sebagai langkah baru dalam koleksi ini, Digo Design memperkenalkan penggunaan Kain Batik.
Kain ini diperoleh melalui thrifting di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, dan toko lokal batik di sekitarnya, yang menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan.
Batik yang kaya akan tradisi dan nilai estetika memberikan dimensi baru pada busana pengantin, menjadikannya semakin istimewa.
Baca Juga: JFW 2025 Resmi Digelar, Dimeriahkan oleh Ratusan Desainer Indonesia
Aksesori dalam koleksi ini juga mencerminkan nilai keberlanjutan. Teknik beading yang diaplikasikan secara manual pada kalung dan tas kecil menambah sentuhan keanggunan.
Bahan-bahan untuk aksesori ini diperoleh dari toko lokal di Bali, menciptakan ekosistem yang saling mendukung dan menguatkan komunitas lokal.
Koleksi busananya kali ini tentu merupakan sebuah inspirasi bagi setiap wanita yang mendambakan hari bahagia dalam pernikahan, sekaligus memberikan dampak positif bagi bumi. (*)
Clara Ristiani