Stylo Indonesia - Kasus besar yang tengah melanda dunia hiburan Amerika Serikat terkait Sean Combs alias P Diddy kini semakin memanas.
P Diddy tengah menghadapi tuduhan serius yang mencakup pelecehan seksual, perdagangan manusia, hingga pemerasan.
Di tengah skandal P Diddy yang menghebohkan, nama penyanyi asal Indonesia, Agnez Mo, juga ikut menjadi sorotan publik.
Baru-baru ini, rekaman lama Agnez saat menjadi bintang tamu di podcast Daniel Mananta kembali viral dan ramai dibicarakan di media sosial.
Dalam rekaman tersebut, Agnez Mo berbicara secara terbuka tentang sisi gelap industri musik di Amerika Serikat, terutama terkait dengan strategi promosi yang dilakukan oleh beberapa artis baru.
Sisi Gelap Industri Musik yang Diungkap Agnez Mo
Dalam video yang kembali mencuat, Agnez bercerita tentang salah satu pengalaman pribadinya ketika ia diminta untuk melakukan promosi lagu di strip club atau klub tari telanjang, yang menurutnya adalah hal yang di luar nalar.
Ia mengaku bahwa pihak label dan manajemennya menawarkan bayaran fantastis untuk sekadar "walk through" selama 30 menit di tiga klub striptis berbeda.
Total bayaran yang akan diterimanya mencapai angka Rp1 miliar dalam satu malam.
“Tapi gilanya, pada saat itu gue di telpon sama waktu itu label dan manajemen gue, ‘Ada 3 klub striptis yang mau lu datang cuma 30 menit. Jadi dia bilangnya ‘walk thru’, jadi lu cuma datang, DJ-nya mainin lagu kamu, kamu di sana seperti hosting, lalu kamu pulang. Satu klub striptis 25 ribu US Dolar (Rp350 juta), tiga klub striptis satu malam cuma 30 menit,” ungkap Agnez.