- Sarapan: tepat setelah pukul 7 pagi.
- Makan siang: antara pukul 12.30 dan 13.00.
- Makan malam: antara pukul 18.00 dan 18.30.
Sementara itu menurut ahli, makan malam setelah pukul 8 malam dapat menambah beberapa lebar pinggang beberapa sentimeter.
Ada pula rekomendasi lain tentang jam makan untuk diet. Praktisi atau ahli kebugaran asal Meksiko, bernama Jorge Cruise, yang juga menulis The 3 Hour Diet mengatakan bahwa setiap orang harus makan lima kali sehari, termasuk makanan penutup.
Jorge mengatakan semua makanan favorit dalam bentuk karbohidrat dan permen boleh dimakan, asalkan dalam jadwal yang ketat.
Menurutnya, makan kecil yang mencakup makanan gizi seimbang dapat dikonsumsi setiap 3 jam untuk meningkatkan potensi pembakaran lemak.
Aturan yang dibuat Jorge seputar waktu makan adalah:
- Makan sarapan dalam waktu 1 jam setelah bangun tidur.
- Makan setiap 3 jam setelah itu.
- Berhenti makan 3 jam sebelum tidur.
- Patuhi ukuran porsi yang disarankan. Makanan harus rata-rata 400 kalori, makan ringan 100 kalori, dan makanan penutup 50 kalori. Artinya sekitar 1.450 kalori per hari.
Dengan menerapkan aturan jam makan untuk diet ini, kamu dapat menurunkan berat badan sebanyak 4,5 kilogram dalam 2 minggu pertama, dan 1 kilogram seminggu setelah itu, tanpa kehilangan jaringan otot pembakar lemak.
Berat Badan Turun Ada Tipsnya
Coba mengonsumsi protein saat sarapan. Studi dalam BMJ Journals menyebutkan, protein bekerja dengan mengendalikan hormon nafsu makan.
Asupan ini membuat kamu merasa kenyang lebih lama karena meningkatkan hormon pemicu rasa kenyang, yaitu kolesistokinin, peptida YY, dan GLP-1.
Ketahui apa saja Pilihan Makanan Tinggi Protein yang Baik Bagi Kesehatan, bisa dijadikan menu sarapan yang efisien dan bergizi.
Jangan lupa kurangi gula dan karbohidrat olahan. Pasalnya, karbohidrat olahan tidak mengandung serat dan nutrisi penting lainnya.
Selain itu, tubuh lebih mudah mencerna dan mengubah karbohidrat olahan menjadi glukosa sehingga membuat lebih cepat lapar.
Sementara itu, glukosa berlebih yang masuk ke aliran darah dapat memicu peningkatan kadar hormon insulin. Hal ini mengakibatkan terjadinya kelebihan penyimpanan lemak pada jaringan adiposa yang memicu peningkatan berat badan.(*)