Syok Ternyata Tanda Penyakit Berbahaya, Ini Alasan Harus Waspada Jika Kulit Tiba-tiba Menghitam

By Stylo Writer, Selasa, 19 Maret 2024 | 09:00 WIB
Syok Ternyata Tanda Penyakit Berbahaya, Ini Alasan Harus Waspada Jika Kulit Tiba-tiba Menghitam (Freepik)

Stylo Indonesia -Warna kulit tubuh manusia sendiri dipengaruhi oleh zat melanin yang terkandung di dalam pigmen.

Bagi kamu yang memiliki kandungan melanin lebih rendah, maka kamu cenderung memiliki warna kulit yang lebih putih atau terang.

Sementara itu, zat melanin yang lebih tinggi membuat kulit menjadi lebih gelap.

Kondisi warna kulit yang berubah perlu Stylovers waspadai, hal ini bisa jadi penyebab utama adalah munculnya penyakit berbahaya. Simak di sini!

Berikut beberapa penyakit yang membuat kulit menghitam:

1.  Melasma

Penyakit pertama yang membuat kulit menghitam adalah melasma.

Mengutip dari Healthline, kondisi tersebut biasa terjadi pada ibu hamil.

Bercak gelap bisa muncul pada beberapa area permukaan kulit seperti pipi, dahi, hidung, dagu, leher, dan lengan bagian bawah.

Menurut American Academy of Dermatology, 90 persen kasus melasma terjadi pada wanita.

Meski demikian, pria juga bisa mengalami kondisi yang sama. Perubahan warna kulit akibat melasma tak membahayakan fisik, meski mungkin bisa membuat pengidapnya merasa minder.

Penyebab melasma belum diketahui secara jelas.

Hanya saja, sensitivitas beberapa hormon seperti estrogen dan progesteron sering dikaitkan dengan keadaan tersebut. Stres dan penyakit tiroid juga dianggap sebagai faktor pemicunya.

2. Penyakit Addison

Addison’s disease bisa menjadi penyakit yang membuat kulit menghitam.

Ini terjadi ketika lapisan luar dari kelenjar adrenal rusak.

Adrenal merupakan kelenjar kecil di sistem endoktrin yang berada di atas setiap ginjal, berfungsi menghasilkan beberapa hormon.

Penyebab paling umum dari Addison’s disease adalah penyakit autoimun, yaitu kondisi ketika sistem imun menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh.

Virus dan bakteri berbahaya juga dapat memicu keadaan tersebut.

Berikut beberapa faktor pemicu paling umum dari penyakit Addison:

3. Hemokromatosis

Hemokromatosis adalah kondisi ketika tubuh memiliki kadar zat besi berlebihan.

Kadar zat besi yang terlalu banyak bisa mengganggu kinerja jantung, hati, dan pankreas. Hal itu bisa memicu perubahan pada warna kulit.

Ada beberapa faktor pemicu yang bisa membuat seseorang mengalami hemokromatosis, yaitu kelainan mutasi genetik dan gangguan kesehatan tertentu seperti anemia, talasemia, atau gangguan hati kronis (hepatitis C dan dampak alkohol).

4. Akantosis nigrikans

Akantosis nigrikans adalah gangguan pada kulit yang ditandai dengan perubahan warna menjadi lebih gelap.

Mengutip dari Mayo Clinic, akantosis nigrikans paling sering terjadi di ketiak, selangkangan, leher, dan area lipatan lainnya.

Perubahan warna kulit akibat akantosis nigrikans biasanya dialami oleh orang yang obesitas dan pengidap diabetes. 

Keadaan tersebut dapat mengindikasikan penyakit yang lebih serius, misalnya tumor dan kanker.

5. Tinea versicolor

Tinea versicolor merupakan penyakit yang bisa membuat kulit menghitam. Infeksi jamur adalah pemicu utamanya. Mengutip dari Mayo Clinic, adanya jamur bisa mengganggu proses pigmentasi normal kulit, hingga menghasilkan bercak kecil yang membuat perubahan warna.

Di Indonesia, tinea versicolor lebih dikenal dengan istilah panu. Tidak hanya bercak putih dan kemerahan, panu juga bisa menciptakan ruam gelap atau hitam. Keadaan tersebut bisa terjadi di semua area tubuh, terutama sekitar bahu dan punggung.

6. Inkontensia pigmenti

Penyakit terakhir yang membuat kulit menghitam adalah inkontensia pigmenti.

Dikutip dari Medline, kondisi tersebut ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi lebih gelap, paling sering menyerang wanita ketimbang pria.

Mutasi gen adalah pemicu utama dari inkontensia pigmenti.

Nah, itulah ulasan tentang sejumlah penyakit yang membuat kulit menghitam.

Meski umumnya tidak menular, ada baiknya tetap atasi kondisi tersebut hingga pulih, karena bisa mengganggu penampilan Stylovers.(*)

Sebagian artikel ditulis oleh good doctor*