Stylo Indonesia - Vagina atau area kewanitaan yang gatal memang sering dialami oleh banyak perempuan.
Pada umumnya, vagina gatal memang menjadi permasalahan yang biasa dialami.
Namun jika intensitas vagina gatal cukup sering, maka hal tersebut bisa menjadi sebuah penyakit.
Untuk mengatasinya, ada baiknya kamu mencari tahu penyebab vagina sering gatal.
Gatal pada area vagina bisa disebabkan oleh berbagai hal, dan beberapa di antaranya meliputi:
Infeksi Jamur (Kandidiasis)
Infeksi jamur seperti candida dapat menyebabkan gatal-gatal di area vagina.
Biasanya disertai dengan keputihan yang kental dan berwarna putih kekuningan, serta mungkin juga sensasi terbakar saat buang air kecil atau selama hubungan seksual.
Infeksi Bakteri (Bakterial Vaginosis)
Ketidakseimbangan bakteri alami di vagina dapat menyebabkan infeksi bakteri, yang sering kali disertai dengan keputihan yang berbau dan gatal.
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Beberapa IMS seperti herpes, gonore, atau infeksi klamidia bisa menyebabkan gatal pada area genital.
Baca Juga: Cara Mengatasi Miss V Perih Setelah Berhubungan Intim, Simak Langkahnya!
Iritasi Kulit
Penggunaan produk kimia seperti sabun, pantyliner, deterjen, atau bahkan pakaian dalam yang terlalu ketat bisa mengiritasi kulit di sekitar vagina, menyebabkan gatal.
Reaksi Alergi
Alergi terhadap kondom, spermisida, produk perawatan tubuh, atau bahkan bahan kimia dalam pakaian dapat menyebabkan iritasi dan gatal.
Menopause atau Perubahan Hormonal
Pada wanita yang mengalami menopause atau perubahan hormonal, kekeringan vagina yang disebabkan oleh penurunan estrogen bisa menjadi penyebab gatal.
Jika kamu mengalami gatal-gatal yang berkelanjutan atau tidak biasa di area vagina, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis kesehatan reproduksi.
Mereka dapat membantu menentukan penyebab pasti dari gatal tersebut dan memberikan pengobatan yang sesuai, tergantung pada kondisimu.
Jangan gunakan produk apapun tanpa konsultasi medis terlebih dahulu, karena bisa memperburuk masalah atau menyebabkan iritasi lebih lanjut.
(*)