Banyak busana wanita dan pria yang memiliki kerah-kerah tinggi, dengan berbagai ornamen yang mempercantik tampilan busana.
Motif-motif Batik Kudus yang dipilih juga tampak cantik dan bold, dengan tambahan motif flora dan unggas pada beberapa gaun mewah yang ditampilkan.
Menurut sang desainer, seri busana dalam Asmaradana ini terinspirasi dari masa kebangkitan industri di Tiongkok pada tahun 1920-an.
Kemudian setelah seri Asmarada selesai ditampilkan, pagelaran busana Denny Wirawan dilanjutkan busana dalam seri Layar Sutera (Journey to the Past).
Dibandingkan dengan seri yang pertama, busana pada seri kedua bersifat lebih premium dengan tampilan yang megah.
Pada seri ini, motif batik juga terlihat lebih mewah dengan tambahan embroidery besar serta manik-manik gemerlap yang memperkaya motif.
Busana-busana dalam seri Layar Sutera terinspirasi dari kenangan kejayaan masa lalu di negeri Tiongkok.
Selain koleksi Sandyakala Smara, Denny Wirawan sebelumnya juga sudah menampilkan berbagai koleksi yang dibuat dari Batik Kudus, seperti koleksi Pasar Malam, Padma, dan Wedari.
Baca Juga: Jakarta Fashion Week 2024, Buttonscarves dan Benang Jarum Siap Ciptakan Tren Fashion di Indonesia!
(*)