Stylo Indonesia - Halo Stylovers! Tulisan Srikandi untuk Negeri dari Stylo Indonesia kembali lagi untuk kalian semua.
Kali ini, Srikandi untuk Negeri akan membahas soal Nia Umar, yakni pendiri AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia).
Ya, komunitas atau perkumpulan ini bisa dibilang ingin terus memperjuangkan ASI eksklusif dari para ibu di seluruh Indonesia.
Penasaran dengan ceritanya? Simak sampai habis, ya, Stylovers!
Berawal dari Agustus 2006, di mana saat itu dirinya dan seorang temannya yang bernama Nia sedang mengobrol tentang ASI dan ibu menyusui, menyadari bahwa tidak ada wadah khusus untuk membahas hal-hal tersebut di internet.
Akhirnya, terbentuk sebuah blog dan mailing list dengan nama Asi For Baby, yang akhirnya terlihat mulai banyak ibu-ibu yang bergabung
Melihat hal tersebut, akhirnya pada 21 april 2007, resmi terbentuk perkumpulan AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) yang saat ini sudah berbadan hukum.
Pengalamannya menjadi seorang ibu menyusui menjadi salah satu hal yang mendasari perempuan bernama lengkap Rahmah Housniati ini untuk membangun sebuah perkumpulan atau organisasi
"Saya dulu mengalami tantangan menyusui saat anak pertama. Ternyata apa yang saya rasakan itu banyak ditemui oleh ibu lain. Sebenarnya, jika mendapatkan dukungan positif yang tepat, tantangan-tantangan itu bisa diatasi dan ada solusinya," ujarnya.
Dukungan antar sesama ibu juga ternyata bisa bermanfaat untuk dilakukan, di mana Nia menyebut bahwa angka keinginan untuk terus bisa menyusui akan makin meningkat.
Nia yakin, bahwa ASI adalah hal terbaik yang bisa diberikan oleh ibu pada bayinya, terutama jika dilihat dari beragamnya susu formula yang tersedia saat ini.
Untuk itu, Nia Umar mengajak seluruh ibu menyusui untuk bisa trus memperjuangkan ASI eksklusif.
Ada beragam pengalaman yang didapatkan Nia saat membangun perkumpulan AIMI, salah satunya bisa bertemu dengan banyak ibu menyusui dari seluruh Indonesia sehingga bisa berbagi cerita.
Hingga saat ini terdapat 300 lebih pengurus AIMI di seluruh Indonesia! Di mana perkumpulannya tersebar di 19 provinsi. Tentu saja, itu bukanlah angka yang kecil, bukan?
"Saya ingin memberikan pertanggung jawaban saya sebagai ketua selama lima tahun ini. Mudah-mudahan, pertanggung jawabannya bisa diterima dengan baik. Harapannya bisa melakukan regenerasi kepengurusan sehingga bisa terus meremajakan AIMI dan bisa mencari bergama terobosan untuk mempromosikan, mendukung, dan melindungi ibu menyusui dan memberikan praktik baik dalam pemberian makan anak di Indonesia," ujarnya.
Nia Umar berpesan untuk seluruh ibu menyusui di luar sana, agar terus semangat memberikan ASI untuk buah hatinya.
Bagi ibu-ibu yang merasa punya tantangan, jangan ragu untuk meminta bantuan orang terdekat agar bisa menyelesaikannya bersama-sama! Sebab, tidak semua ibu 'baru', paham bagaimana rasanya menjadi ibu menyusui.
"Jika mengalami perjalanan yang sulit untuk menyusui, kamu tidak sendiri karena ada AIMI di sini," tutupnya. (*)