Stylo Indonesia - Stylovers mungkin sudah tak asing dengan Baju Bodo, busana tradisional suku Bugis.
Kali ini Nana Riwayatie, Ketua Induk UMKM sekaligus seniman berkreasi lewat busana tradisional dengan menciptakan Baju Bodo lukis.
Kreasi Baju Bodo lukis karya Nana Riwayatie ini mungkin bisa menjadi inspirasi model Baju Bodo modern bagi Stylovers.
Mengalirnya darah Bugis dalam dirinya membuat Nana terinspirasi membuat Baju Bodo lukis ini.
“Dari kecil saya sudah dididik oleh orangtua saya untuk mencintai budaya dari Sulawesi Selatan,” jelas Nana.
Salah satunya adalah dengan mulai menari sejak usia 7 tahun.
“Itulah mengapa saya sudah paham pakem Baju Bodo dalam keseharian saya karena setiap acara pernikahan atau ke acara-acara yang formal itu lebih senang pakai Baju Bodo,” lanjutnya.
Terlebih, Nana juga memiliki kemampuan melukis dengan latar belakang Seni Rupa di Universitas Trisakti, sehingga kesempatan kali ini menjadi peluang untuk menuangkan kreativitas baginya.
Inspirasi Membuat Baju Bodo Lukis
Awalnya, Nana pertama kali membuat Baju Bodo lukis saat ada keponakannya yang akan menikah di Makassar dan memintanya untuk membuatkan baju untuk pengantin dan keluarga.
Baca Juga: Mengenal Kakak Angkat Ahok Nana Riwayatie, Sosok di Balik Perjuangan UMKM Lokal Indonesia
Nana mengaku mendapatkan inspirasi dari melihat motif atau warna sarung tenun Bugis.
Dari situlah ia bisa terinspirasi untuk menentukan objek untuk dilukis serta warna yang digunakan.
Ciri khas dari motif sarung Bugis adalah penuh warna terang dengan corak berukuran besar.
Sarung Bugis terbuat dari bahan tenun sutra yang tradisinya masih terjaga hingga sekarang.
Dalam satu hari, Nana bisa melukis 4 hingga 5 potong Baju Bodo.
Keunikan dari Baju Bodo lukis ini adalah tidak ada samanya, sebab setiap baju akan memiliki lukisan berbeda yang dilukis dengan tangan satu per satu.
Teknik Melukis di Atas Baju Bodo
Nana mengaku, butuh waktu untuk menemukan car yang bisa digunakan di atas material Baju Bodo yaitu sutra dan kain organdi.
Teknik melukisnya pun juga sangat berbeda, Stylovers.
Sebab, kain sutra dan organdi memiliki penyerapan yang berbeda dibanding bahan kain lainnya.
Baca Juga: Cerita Nana Riwayatie Terkait Geliat UMKM Indonesia dalam Menghadapi Pandemi dan Digitalisasi
Di situlah pengetahuan akan material dibutuhkan, selain itu Nana juga belajar agar warna cat yang diaplikasikan bisa terserap dengan baik pada bahan baju.
“Belum tentu hasilnya sesuai dengan warna yang digariskan, karena penyerapannya berbeda,” jelas Nana.
Dalam proses pengerjaannya juga perlu sabar karena memakan waktu yang lama, sebab cat perlu dikeringkan menggunakan hairdryer secara berkala agar cepat kering.
Jika dibiarkan basah terlalu lama, cat akan menembus ke bagian belakang baju, sehingga perlu dilapis dengan bahan yang punya sifat menyerap juga.
Ciri Khas Baju Bodo
Nana menyampaikan, Baju Bodo yang asli dibuat dengan cara ditenun dari benang sutra.
“Kemudian dikeraskan dengan cara ditepuk-tepuk dengan kanji supaya kaku, karena khasnya Baju Bodo itu kaku,” ujar Nana.
Namun ia juga menjelaskan, saat ini sudah ada banyak bahan yang bisa digunakan membuat Baju Bodo tanpa memakai kanji.
Sebab, proses pembuatan Baju Bodo dengan kanji juga memakan waktu, proses penyimpanannya pun juga harus sesuai agar bahan tidak bolong-bolong.
Model Baju Bodo ada yang panjang dan yang pendek.
Baju Bodo pendek biasanya digunakan oleh perempuan yang belum menikah, dilengkapi dengan aksesoris bando, anting berukuran besar, dan gelap.
Baca Juga: Nana Riwayatie: Kesempatan UMKM Indonesia dalam Mencapai Target pada Momentum G20
Sedangkan Baju Bodo untuk orang dewasa atau orang tua biasanya berukuran panjang dengan warna yang lebih gelap seperti merah marun, hitam, atau biru tua.
Nah, itu dia Stylovers kreasi Baju Bodo lukis oleh Nana Riwayatie. Cantik dan unik banget, kan?
Liputan Stylo Indonesia Heritage di Kota Makassar, Sulawesi Selatan didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Makassar dan Induk UMKM Indonesia. (*)
#SemuaBisaCantik