Di situlah pengetahuan akan material dibutuhkan, selain itu Nana juga belajar agar warna cat yang diaplikasikan bisa terserap dengan baik pada bahan baju.
“Belum tentu hasilnya sesuai dengan warna yang digariskan, karena penyerapannya berbeda,” jelas Nana.
Dalam proses pengerjaannya juga perlu sabar karena memakan waktu yang lama, sebab cat perlu dikeringkan menggunakan hairdryer secara berkala agar cepat kering.
Jika dibiarkan basah terlalu lama, cat akan menembus ke bagian belakang baju, sehingga perlu dilapis dengan bahan yang punya sifat menyerap juga.
Ciri Khas Baju Bodo
Nana menyampaikan, Baju Bodo yang asli dibuat dengan cara ditenun dari benang sutra.
“Kemudian dikeraskan dengan cara ditepuk-tepuk dengan kanji supaya kaku, karena khasnya Baju Bodo itu kaku,” ujar Nana.
Namun ia juga menjelaskan, saat ini sudah ada banyak bahan yang bisa digunakan membuat Baju Bodo tanpa memakai kanji.
Sebab, proses pembuatan Baju Bodo dengan kanji juga memakan waktu, proses penyimpanannya pun juga harus sesuai agar bahan tidak bolong-bolong.
Model Baju Bodo ada yang panjang dan yang pendek.
Baju Bodo pendek biasanya digunakan oleh perempuan yang belum menikah, dilengkapi dengan aksesoris bando, anting berukuran besar, dan gelap.
Baca Juga: Nana Riwayatie: Kesempatan UMKM Indonesia dalam Mencapai Target pada Momentum G20
Sedangkan Baju Bodo untuk orang dewasa atau orang tua biasanya berukuran panjang dengan warna yang lebih gelap seperti merah marun, hitam, atau biru tua.
Nah, itu dia Stylovers kreasi Baju Bodo lukis oleh Nana Riwayatie. Cantik dan unik banget, kan?
Liputan Stylo Indonesia Heritage di Kota Makassar, Sulawesi Selatan didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Makassar dan Induk UMKM Indonesia. (*)
#SemuaBisaCantik