Ternyata pengaplikasian Paes Ageng Yogyakarta ini ada filosofinya Stylovers, yakni keagungan kepada Tuhan yang maha kuasa.
Kemudian Paes Ageng berwarna hitam yang terukir di dahi Erina Gudono terdapat tambahan dua pengapit.
Makna pengapit pada Paes Ageng ini menurut Dewi Sasongko adalah seorang wanita atau istri siap menjadi penengah dalam rumah tangganya nanti.
Kemudian aksesori kepala yang dikenakan Erina terdapat gunungan berwarna perak.
"Gunungan itu kalau di zaman dahulu kala, gunung sudah dipercayai masyarakat bahwa itu tempat yang sakral, tempatnya para dewa dewa bernaung di situ, jadilah gunungan ini menggambarkan seorang istri itu juga patut untuk dihormati oleh suaminya," pungkas Dewi.
Selain itu terdapat aksesori 5 bunga yang disebut cunduk mentul, tersemat di balik aksesori gunungan.
Aksesori ini melambangkan jumlah rukun Islam, mengisyaratkan semua akan kembali lagi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai informasi tambahan, ternyata Paes Ageng Yogyakarta, pada zaman dulu hanya boleh dipakai kerabat keraton Stylovers.
Namun pada saat Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sekitar Tahun 1940 memperbolehkan bahwa adat Jogja Keraton ini dipakai untuk umum.
Nah bagaimana nih kalau pendapat Stylovers mengenai filosofi busana akad nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono? (*)