Menyatukan keunikan berbagai wastra Indonesia: tenun yang di dominasi tenun NTB, tenun Troso, lurik dan batik kawung juga megamendung.
"Koleksi ini kebetulan saya bawa ke Sarinah karena masih menggunakan wastra dan kriya Indonesia, yakni mix bahan batik, tenun kemudian ada juga lurik," ucap Najua Yanti.
Kemudian menggabungkannya kedalam detail unik, untuk mengekspos Borobudur kedalam satu koleksi Ready To Wear (Resort) yang terdiri dari gaun panjang, atasan, bawahan berupa rok dan celana kulot serta luaran berupa jubah panjang, jaket dan keip bermodel poncho semua berpotongan longgar dan nyaman.
Didominasi bahan katun dan denim, dengan warna basic seperti hitam, biru jeans, kuning dengan sentuhan abu-abu sebagai warna-warna basic, menjadi harmoni serasi berpadu dengan warna tenun dan wastra yang beragam (colorful).
Koleksi unik dengan paduan tabrak motif, dan tekstur, serta gambar unik yang dicetak dengan teknik digital printing, memaksimalkan pemakaian bahan sisa serta disain fleksibel yang bisa dipakai kapanpun untuk genre fashion manapun, baik konvensional, modest, maupun syari.
(*)