Stylo Indonesia - Sosok yang satu ini memang dikenal sebagai pemimipin yang otoriter, yang masih bertahan hingga sekarang.
Ia adalah Kim Jong Un, pemimpin dari Korea Utara.
Berbeda dengan Korea Selatan yang maju dengan berbagai perkembangan ekonomi dan budayanya, di Korea Utara, segala tentang kemajuan teknologi dibatasi masuk ke negaranya.
Era kepemimpinan Kim Jong Un pun terkenal kejam dan tidak memperdulikan rakyatnya.
Sejumlah aturan ketat diterapkan di Korea Utara yang tak memungkinkan masyarakat menerima pengaruh global.
Kim Jong Un dan kebijakannya memang jagoan dalam hal membuat orang-orang tercengang.
Karenanya, mungkin jika Anda mendengar kata Korea Utara yang terpintas dalam pikiran Anda adalah negara tertutup dengan berbagai kebijakannya yang aneh.
Salah satu kebijakan tak biasa yang diterapkan di sana adalah kegiatan pemerintah dalam melakukan perburuan perawan.
Nantinya para perawan ini akan dijadikan sebuah kelompok resmi pemerintah yang dinamakan Kippumjo atau gippeumjo.
Kippumjo sendiri merupakan organisasi yang beranggotakan sekitar 2.000 wanita dan anak perempuan yang dipelihara oleh Kim Jong Un untuk tujuan tertentu.
Kippumjo juga dikenal sebagai Pleasure Group, pleasure Squad, Pleasure Brigade, ataupun Joy Division.
Pembuatan kelompok ini bertujuan untuk memberikan kesenangan (kebanyakan bersifat seksual) dan juga hiburan kepada Pejabat Partai Buruh Korea (WPK) yang berpangkat tinggi dan juga keluarga mereka.
Bahkan terkadang kelompok ini juga 'melayani' tamu kehormatan.
Pleasure Squad ini nantinya mencari gadis perawan pilihan untuk nantinya digunakan untuk melayani elit Korea Utara.
Mengutip Mirror via Grid.ID, Kippumjo bahkan merekrut anak-anak perempuan dari sekolah.
Namun yang paling mengejutkan adalah anak perempuan berusia 13 tahun juga ikut direkrut oleh kelompok ini.
Melansir Express.co.uk, menurut orang yang berhasil kabur, anak-anak perempuan ini yang masih berusia 13 diambil dari kelas mereka oleh tentara dan diperintahkan untuk tidak berbicara dengan keluarganya.
Namun jika nekat melakukan hal tersebut anak-anak ini nantinya akan menghadapi eksekusi mati.
Kim Jong Un bahkan dilaporkan telah menyia-nyiakan 2,7 juta pondsterling (Rp 51 miliar) hanya untuk membeli pakaian dalam mereka.
Pembelian yang tak biasa ini menandakan bahwa sang diktator ini dapat menikmati kemewahan, sedangkan warganya sendiri harus berjuang untuk mendapatkan makanan setiap harinya.
Para wanita dan perempuan yang berada di Kippumjo ini diduga dipilih secara acak oleh tentara Korea Utara.Namun tak jarang juga malah pihak sekolah yang memilih para perempuan ini dan kemudian dipaksa untuk 'melayani' lingkar kecil elit militer.
Nantinya bagi para wanita dan perempuan yang akan di masukkan ke dalam kelompok ini sebelumnya mereka akan diperiksa rekam medisnya.
Tak sampai disitu bahkan mereka juga dilakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan keperawanan mereka tetap utuh.
Hal ini diketahui lewat klaim dari sejumlah pembelot yang berhasil kabur dari Korea Utara.
Seorang wanita yang berhasil melarikan dari Korea Selatan pada tahun 2010 sempat menceritakan kisahnya pada Marie Claire.
Wanita ini mengatakan bahwa saat ia masih berusia 15 tahun, beberapa penjaga membawanya dari kelas secara tiba-tiba.
Tentara tersebut kemudian bertanya kepadanya apakah pernah melakukan hubungan intim dengan laki-laki.
Wanita ini bahkan mengaku bahwa dirinya menghabiskan satu dekade penuh untuk melayani Kim Jong Il, ayah dari Kim Jong Un.
Kim Jong Il ini kerap memanggilnya bukan untuk melakukan hubungan intim, namun wanita ini yakin jika ia akan dipanggil untuk melakukan hubungan intim jika tinggal lebih lama lagi.
Kim Jong Un yang kini telah menikahi Ri Sol Ju ini telah kembali membangkitkan tradisi Kippumjo dengan mengirimkan pejabatnya untuk merekrut wanita yang tinggi dan juga cantik.
Di lain sisi, seorang wanita yang berhasil melarikan diri dari sebuah kamp kerja paksa di Korea Utara mengungkapkan bahwa ia pernah terpaksa membersihkan toilet dengan tangannya sendiri sedangkan orang-orang disekitarnya terpaksa memakan tikus untuk bertahan hidup.
Wanita ini terpaksa menghabisakan satu tahun hidupnya di salah satu kamp penahanan Korea Utara usai dideportasi dari China.
Semua ini diungkapkan oleh seorang wanita bernama Ji-Hyun.
Dalam sebuah film yang berjudul "The Other Interview" Ji-Hyun mengatakan "Sungguh sangat tidak terkatakan. Anda bisa mengatakan bahwa seluruh Korea Utara adalah satu penjara yang besar."
"Orang-orang semuanya lapar dan sekarang bahkan tidak ada tikus, ular atau tumbuhan liar yang tersisa untuk mereka makan."
Ji-Hyun ini berhasil meninggalkan Korea Utara saat sedang terjadi kelaparan melanda negerinya pada tahun 1990-an.
Kelaparan ini diperkirakan menyebabkan 4 juta orang meninggal dunia.
(*) Cece/Stylo
Artikel ini telah tayang di Wiken.id dengan judul "Gelontorkan Rp 51 Miliar Demi Beli Pakaian Dalam Wanita, Kim Jong Un Berburu 2000 Gadis Perawan untuk Layani 'Kebutuhan' Elite Korea Utara di Tengah Penderitaan Rakyatnya" Penulis: Luvy Yulia Octaviani, Editor: Veronica Sri Wahyu Wardiningsih