Stylo Indonesia - Makan bedulang adalah salah satu tradisi khas dari Belitung dalam menikmati sajian makanan.
Seperti yang diketahui, tradisi makan bedulang memiliki keterikatan erat antara sistem sosial dan ekologi pulau Belitung.
Filosofi makan bedulang adalah rasa kebersamaan dan saling menghargai antar anggota keluarga maupun masyakat.
Makan bedulang menjadi pilihan yang tepat untuk menambah nilai kebersamaan anda bersama orang-orang terdekat.
Dulang berisi beberapa menu makanan yang ditutup dengan mentudong atau tudung saji yang identik dengan warna merah.
Menu makanan yang disajikan berisi 6-7 piring makanan tradisional khas Belitung.
Nah, seperti halnya menu makan bedulang di Tebat Rasau yang merupakan salah satu tempat wisata yang berlokasi di Desa Lintang, Kecamatan Simpang Renggiang Belitung Timur.
Menu makanan tradisional Belitung yang disajikan dalam bedulang yaitu gangan kuning, ikan mangut, ikan cempedak goreng.
Selain itu juga terdapat lalapan yang terdiri dari daun putat, gerunggang, daun singkong, tumis daun paki yang diambil dari tanaman sekitar Tebat Rasau, dan tak lupa sambal bawang.
Biasanya makan bedulang dinikmati oleh 4 sampai 5 orang dengan posisi makan duduk saling berhadapan dan mengelilingi dulang (tampah bundar) yang berada di tengahnya.
Keunikan lainnya ada pada proses makan bedulang yaitu orang yang paling tua membuka tudung saji dan yang muda membagikan piring ke anggota lain.
Hal ini merupakan simbol penghormatan dari yang muda kepada yang lebih tua.
Makan bedulang yang dinikmati 4 atau 5 orang bersama-sama juga memperlihatkan adab ketika menggunakan peralatan makan bersama-sama.
Untuk menyantap sepaket makan bedulang di Tebat Rasau ini kalian dapat mengeluarkan biaya sebesar 250 ribu rupiah per dulang (4-5 porsi) (*)