Jurnal Pejuang Haid Leila: Mulai dari Alat Menstruasi hingga Peka Terhadap Reaksi Tubuh, Pemikiran Terbuka Seputar Haid Sangatlah Penting

By Layla Ekrep, Minggu, 12 Juni 2022 | 12:43 WIB
Jurnal Pejuang Haid Leila (Dok. Pribadi Leila)

Akibatnya jadi khawatir dan tidak percaya diri jika harus ke kantor saat hari-hari awal haid, khususnya saat harus bertemu dengan orang banyak."

Apa saja cerita yang dialami terkait masalah kesehatan seputar siklus haid?

Leila: "Sekitar empat tahun belakangan saya menyadari bahwa menjelang haid ini biasanya daya tahan tubuh menurun. Saya lebih mudah terserang batuk pilek, juga dua kali terkonfirmasi Covid-19 saat haid; saya menyimpulkan penularan kemungkinan besar terjadi saat menjelang haid.

Nyeri dari H-1 sampai H+2 terasa sejak awal haid (SMP) sampai awal masa bekerja sering terjadi sampai mengganggu aktivitas. Baru setelah punya anak, nyerinya jauh lebih ringan, masih bisa dibawa beraktivitas seperti biasa."

Apakah ada cara tertentu dari kamu untuk mengatasi masalah nyeri saat haid?

Leila: "Kompres perut dengan hot pack atau buli buli panas, minum jamu kunyit asam (lebih manjur kalau diminum sejak H-2).

Semasa sekolah sampai dengan awal menikah saya juga rutin konsumsi obat pereda nyeri agar bisa tetap masuk sekolah/kuliah/bekerja; terutama kalau terlambat minum kunyit asamnya (tidak sejak sebelum hari-H) karena biasanya kalau begitu nyerinya akan sangat terasa."

Baca Juga: Waspada Endometriosis Silent Killer Bagi Perempuan, Nyeri Haid Berat Jadi Salah Satu Tandanya!

Lebih condong memilih pembalut yang seperti apa?

Leila: "Dilihat dari segi ukuran biasanya yang panjang/maxi/night dan bersayap karena tubuh saya berukuran cukup besar, sehingga lebih memerlukan coverage untuk mencegah risiko tembus belakang meskipun siang hari atau tidak berbaring."

Apakah pernah menggunakan alat lain untuk menampung darah haid selain pembalut?