Srikandi untuk Negeri, Nana Riwayatie Sebut UMKM Indonesia Berkesempatan Mencapai Target pada Momentum G20

By Layla Ekrep, Senin, 4 April 2022 | 19:17 WIB
Induk UMKM Indonesia (Dok. Stylo Indonesia)

Stylo Indonesia - Beberapa waktu belakangan, berita tentang G20 tengah hangat jadi topik pembicaraan.

G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU), yang merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.

Faktor yang membuat bahasan mengenai G20 jadi perbincangan hangat adalah pada tahun 2022 ini, tepatnya bulan November, Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlokasi di Bali.

Jelas saja, event ini akan memberikan banyak pengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia, serta membuka banyak peluang dalam mencari solusi mengingat G20 bergerak di bidang ekonomi. 

Seperti yang diungkapkan oleh Nana Riwayatie selaku Ketua Umum Induk UMKM periode 2021-2025, momentum G20 diharapkan dapat menjadi salah satu batu loncatan dalam mencapai target  program yang ditujukan atas perkembangan UMKM Indonesia

Baca Juga: Mengenal Kakak Angkat Ahok Nana Riwayatie, Sosok di Balik Perjuangan UMKM Lokal Indonesia

#Rencana Program Pengembangan UMKM di Indonesia

Pasca dilantik menjadi Ketua Umum Induk UMKM periode 2021-2025, Nana Riwayatie mencanangkan beberapa program jangka pendek dan program jangka panjang untuk mengembangkan sektor UMKM lokal.

Menimbang faktor pandemi yang belum berkesudahan, Nana menjelaskan bahwa sejauh ini strategi untuk mencapai target program masih bergerak secara perlahan dikarenakan masih banyaknya hambatan yang belum teratasi.

Tidak bisa terlalu menggebu-gebu sebab begitu banyak hal yang mesti diperhatikan seperti protokol kesehatan, jaga jarak, dan semacamnya.

Induk UMKM Indonesia (Dok. Sylo Indonesia)

Program jangka pendek yang tengah dijalankan berupa menjalin relasi dan mempersiapkan produk UMKM secara matang dengan menargetkan pasar internasional.

Misalnya adalah menyiapkan kurator-kurator yang handal serta kompeten untuk kita mengkuratori produk-produk UMKM yang layak atau mumpuni bisa sehingga bisa go international.

"Jika pandemi mulai kondusif, bulan Oktober nanti akan dimulai dari hal kecil terlebih dahulu seperti New York Street Market. Nantinya akan merencanakan atau mempromosikan serta memasarkan produk asli Indonesia yang dihasilkan oleh daerah-daerah ke ranah internasional, seperti gula merah, minyak (cologne), yang dapat diterima oleh pasar", terang Nana.

Baca Juga: Dukung UMKM Bisnis Fashion di Indonesia, Pulau Intan Lestari Resmikan Offline Store Pertama di Jakarta

Di samping menjalin kerja sama dan komunikasi yang baik dengan ketua Indonesia Center di New York, Nana juga menjelaskan saat ini dari bidang perikanan bekerjasama dengan Perindo untuk ekspor ikan ke Amerika, karena Tuna yang dimiliki laut Indonesia banyak diminati masyarakat luar sehingga diharapkan bisa masuk ke pasar Amerika.

Nana juga menambahkan, "Untuk target program jangka panjang berencana akan tanda tangani MOU dengan Bahrain, yang mana berisikan tentang menyediakan Indonesia wadah untuk UMKM Indonesia berkembang".

#Induk UMKM Indonesia dan Momentum G20

Pada dasarnya, Nana memandang bahwa momentum G20 dapat menjadi salah satu strategi yang dapat ditempuh guna menaikkan pamor UMKM Indonesia agar dilirik pasar internasional.

"Besar harapan kami sebagai organisasi UMKM semoga hampir di setiap event di G20  mengikutsertakan UMKM yang handal yang sudah dipilih sesuai dengan kategori acara yang diadakan untuk dipromosikan. Mudah-mudahan bisa jadi kenangan untuk peserta yang ikut G20 apalagi yang ada di bidang bisnis. Sehingga akan menciptakan transaksi jual beli produk UMKM juga", ucap Nana.

Kurasi produk UMKM oleh Induk UMKM Indonesia (Dok. Stylo Indonesia)

Saat ditanya apa langkah yang akan diambil oleh Induk UMKM Indonesia saat G20 dilaksanakan, Nana menjelaskan bahwa Induk UMKM saat ini tengah berfokus mempersiapkan produk Kopi Nusantara untuk dipromosikan saat ajang G20 tersebut.

Alasannya adalah Kopi Nusantara yang berasal dari Sabang hingga Merauke yang memiliki ciri khas satu sama lain, yang membuat produk ini banyak diminati masyarakat luar negeri.

Mengingat perwakilan negara-negara dalam G20 akan berkunjung ke Indonesia, Kopi Nusantara dinilai sebagai produk unggulan yang mumpuni dipromosikan, sehingga akan memberikan kesan yang baik dan pengalaman yang tidak terlupakan.

Target yang ingin dicapai Induk UMKM Indonesia pada momentum G20 ini adalah ekspor atau transaksi jual-beli produk UMKM dalam skala besar.

#Langkah Agar UMKM Lebih Maju dan Memiliki Daya Saing  

Bisa dibilang saat era pandemi melanda, banyak terjadi kemerosotan tajam yang dialami oleh pelaku UMKM di Indonesia.

Belum lagi tren dan gaya hidup konsumen yang lebih menyukai koleksi produk luar seperti tas dan fashion, yang kerap terdorong oleh gengsi atau karena begitu dinamisnya dunia fashion itu sendiri.

Namun, jika ditinjau kembali, ternyata masih ada harapan bagi kemajuan UMKM lokal yang dapat diperjuangkan bersama-sama.

Contohnya pameran Wastra Indonesia sebagai ajang yang dapat menstimulasi bangsa Indonesia khususnya perempuan-perempuan untuk mencintai produk Indonesia itu sendiri.

Wastra Nusantara adalah salah satu bentuk produk UMKM Indonesia (Dok. Stylo Indonesia)

Lebih lanjut Nana juga menjelaskan, "Pelaku UMKM lokal bisa meminta kerja sama Induk UMKM untuk kurasi. Kami terbuka menerima dan kurasi produk Bapak/Ibu untuk ditingkatkan kualitas dan lainnya oleh expert yang handal sehingga produk bisa go international. Sebenarnya ini hal utama yang dilakukan oleh induk UMKM".

Nana juga berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar dapat meningkatkan antusias, serta langkah dan perencanaan tepat sehingga seluruh dunia tahu bahwa Indonesia memiliki keunggulan dari berbagai bidang. 

"Kita bisa berangkat dari budaya yang merupakan unggulan kita, peninggalan leluhur kita yang mesti dihargai. Indonesia memiliki banyak potensi dengan kekayaan daerahnya. Jadi, mari bersama-sama kita wujudkan kemajuan UMKM yang ada di Indonesia". (*)