Pernah Pakai Tulang Belakang Anak untuk Barang Fashion, Arnold Putra Desainer Indonesia Terseret Kasus Dugaan Perdagangan Organ Manusia

By Stylo Indonesia, Kamis, 24 Februari 2022 | 20:29 WIB
Desainer Arnold Putra menjadi sorotan gegara masuk dalam laporan polisi Brasil. Arnold pernah dituding memberi barang palsu ke suku Amazon. (Instagram)

Sebelumnya, nama Arnold Putra menghebohkan industri fashion di tahun 2020 dengan rancangan tas yang terbuat dari tulang belakang anak osteoporosis.

Menurut laporan New York Post, Arnold mendapatkan tulang belakang manusia tersebut secara legal dan bersertifikat dari Kanada.

Tas tersebut dijual dengan harga $5000 atau sekitar Rp 71,7 juta dan diklaim sebagai "one-off piece by designer" karena hanya ada satu barang di dunia.

Di awal tahun ini, Arnold juga membuat kontroversi dengan tampil sensasional saat menghadiri Paris Fashion Week 2022.

Arnold terlihat mengenakan setelan jaket loreng kemerahan dan celana cargo dengan motif senada.

Setelan yang dipadukan dengan T-shirt hitam dan rompi kulit dari Balenciaga tersebut dianggap mirip dengan Seragam Pemuda Pancasila.

Organ manusia dalam industri seni

Penggunaan darah, daging, organ dan tulang manusia dalam industri sebenarnya bukanlah hal baru.

Baca Juga: Dihujat Satu Indonesia Sejak Jadi Pelakor Maia Estianty, Mulan Jameela Mendadak Panen Pujian Saat Lakukan Hal Ini di Media Sosial, Tumben!

Beberapa seniman sempat dikecam publik atas karyanya yang nyentrik. Salah satunya adalah seniman Inggris Anthony-Noel Kelly yang menggunakan bagian tubuh manusia untuk karyanya.

Anthony pun sempat dipenjara 9 bulan lantaran bagian tubuh manusia tersebut didapat secara ilegal.

Pada tahun 2007, seniman asal Inggris, Damien Hirst membuat cetakan platinum bertakhta berlian dari tengkorak manusia. Karya ini dinilai provokatif oleh khalayak luas.

(*) Cece/Stylo

Artikel ini telah tayang di GridHot.id dengan judul "Sosok Arnold Putra, Desainer Indonesia yang Diduga Beli Organ Manusia dari Brasil, Pernah Bikin Tas dari Tulang Belakang Anak, Ini Kontroversinya" Penulis: Candra Mega Sari