"Jelas itu menyenangkan untuk dilakukan, tapi kalian harus mempertahankan profesionalisme dan menentukan aspek produk apa yang bekerja dengan baik dan mana yang tidak," katanya.
Dia juga mengaku bahwa pekerjaan yang dilakoninya saat ini telah meningkatkan kehidupan seks dirinya dan suami. Menurutnya, aktivitas seksual sama halnya dengan otot, semakin sering digunakan, maka akan semakin aktif.
Lain cerita, pada tahun 2016, seorang warga Australia bernama Paige Gregory mengungkapkan ia menjawab sebuah iklan pekerjaan untuk sebuah produk tester Lovehoney secara bercanda.
Namun, apa yang dulu dimulainya sebagai pekerjaan paruh waktu segera berubah menjadi profesi tetap.
Baca Juga: Nafsu Seks Keburu Meledak, Jangan Lupakan Kenikmatan Wanita dari Rangsangan G-Spot Ini
"Saya melihat iklan lowongan itu dan melamarnya, lalu saya mendapat wawancara. Ternyata ini tim yang ramah, saya suka sekali. Dan barang gratisan itu jelas bonus," papar Gregory.
Lulusan manajemen bisnis tersebut mengatakan bahwa dia ingin mengubah hal yang "tabu" mengenai mainan seks.
"Beberapa orang masih mengaitkan produk ini dengan pornografi, tapi jauh lebih dari itu," katanya.
Gregory mengatakan bahwa mainan seks yang baik harus memenuhi tiga kriteria. Kualitas adalah kriteria utama yang harus dimiliki oleh mainan seks.
Baca Juga: Amankah Berhubungan Seks saat Sedang Menstruasi? Simak Penjelasan Pakarnya!
Kriteria kedua, kata Gregory, mainan seks tidak boleh mengeluarkan suara karena aktivitas seksual dalah hal yang bersifat rahasia. Sementara untuk kriteria terakhir, mainan seks harus tahan air.
"Bagian dari peran saya adalah memastikan produk berkualitas tinggi. Jika saya tidak senang dengan itu, saya tahu pelanggan juga tidak akan menyukainya," ucapnya.(*) Cece/Stylo
Artikel ini telah tayang di Nakita.id dengan judul "Bukan Soal Uang dan Nikmat, Terungkap Alasan Para Wanita Ini Senang Jadi Penguji Mainan Seks Penulis: Riska Yulyana Damayanti, Editor: David Togatorop