Bukan di Pulau Jawa, Ini Daerah yang Paling Berisiko Terdampak Pandemi Gelombang 3!

By Stylo Indonesia, Senin, 8 November 2021 | 16:07 WIB
Bukan di Pulau Jawa, Ini Daerah yang Paling Berisiko Terdampak Pandemi Gelombang 3! (freepik.com)

Stylo Indonesia - Saat ini kita sudah memasuki penghujung tahun 2021, tak ada salahnya kita membahas mengenai pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia.

Pandemi Covid-19 gelombang 2 sempat mewabah hingga membuat beberapa rumah sakit di Indonesia kolaps.

Dahsyatnya pandemi Covid-19 gelombang 2 yang terjadi pada Juli 2021 lalu, juga membuat tenaga kesehatan kewalahan, hingga tempat pemakaman korban Covid-19 penuh.

Tak berhenti sampai di situ, oksigen medis hingga beberapa obat pun sempat mengalami kelangkaan.

Baca Juga: Entah Percaya atau Tidak, Anak Indigo Prediksi akan Ada Fenomena Dahsyat Lain yang Menyusul di Tengah Pandemi Covid, Ada Apa?

Hal ini tentu membuat kita tak ingin jika pandemi Covid-19 gelombang 3 terjadi lagi di Indonesia.

Inilah mengapa, Pemerintah dalam antisipasi terjadinya pandemi Covid-19 gelombang 3, telah menghapus cuti bersama natal dan tahun baru.

Sebab penyebab gelombang 3 terjadi besar kemungkinan dari libur natal dan tahun baru (Nataru).

Ujiannya nanti di Januari 2022, apakah kondisi pandemi Covid-19 akan tetap landai seperti saat ini, atau ada peningkatan.

Jika terjadi peningkatan artinya Indonesia masuk gelombang 3 pandemi Covid-19. Semoga tidak terjadi.

Diungkap Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman yang dilansir dari Kontan.co.id (1/9/2021), menurutnya tren penurunan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia memang menjadi kabar yang baik.

Tetapi di sisi lain, kewaspadaan tetap harus dijaga karena kondisi pandemi di Indonesia tidak bisa diklaim sudah aman.

Baca Juga: Pandemi Belum Usai, Ahli Sebut Varian Virus Corona Baru Akan Terus Bermunculan!

Apalagi, penurunan kasus Covid-19 acap kali terjadi karena jumlah tes dan telusur yang rendah.

Alhasil, angka positivity rate Covid-19 di tanah air masih terbilang tinggi atau jauh melampaui standar WHO yaitu maksimal 5%.

“Belum ada argumentasi yang meyakinkan bahwa Indonesia benar-benar dalam kondisi yang aman. Kita masih mengalami krisis,” ujar Dicky.

Mengenai gelombang 3 Covid-19, jika sampai terjadi maka luar pulau Jawa akan paling banyak berkontribusi dan terdampak.

Menurutnya, daerah mana saja yang akan mengontribusi paling banyak kasus selama gelombang ketiga pandemi Covid-19 adalah luar Jawa.

"Luar Jawa ini hampir samalah, Sumatera, Kalimantan, termasuk Papua, Nusa Tenggara, kecuali Bali. Jawa Bali kan sudah. Tapi harus diingat bahwa Jawa Bali sekalipun daerah perifernya, pedesaan, perkampungan itu akan berpotensi berkontribusi," jelasnya, dikutip dari Merdeka.com (1/10/2021).

Setidaknya, lanjut Dicky, angka kematian meningkat, kalau kesakitan, karena jumlah testing, tracing yang rendah itu membuat tidak terlalu kentara. Sekarang sudah kelihatan angka kematiannya meningkat.

Baca Juga: Tren Warna Makeup 2022: Cek Update Perubahan Warna Makeup di Masa Pandemi dari Pakarnya!

Sedangkan untuk di pulau Jawa, menurut Dicky tidak terlalu.

"Namun, potensinya bisa begini, karena aglomerasi khususnya Jabodetabek karena kapasitas testing, tracing jauh lebih baik dibanding aglomerasi lain, maka bisa terkesan mereka banyak lagi. Tapi sebetulnya karena testingnya dan kecenderungan orang kota untuk datang ke faskes kalau sakit. Beda dengan luar Jawa ataupun perifer, kalau sakit ya di rumah sajalah, enggak dites, pemerintahnya juga kan enggak proaktif."

Jikalau memang terjadi gelombang 3 pandemi Covid-19 di Indonesia, untuk aglomerasi jelas sudah siap menghadapinya, secara kemampuan saat ini, ditambah lebih proteksi karena jumlah cakupan vaksinasinya aglomerasi ini jauh lebih banyak daripada luar Jawa dan perifer.

Tapi kalau bicara luar Jawa dan perifer, lanjut Dicky, cenderungnya repot makanya jumlah korbannya bisa banyak.

Karena apa? Bicara luar Jawa dan daerah perifer, kesadaran kesehatannya rendah, kemampuan SDM dan infrastruktur kesehatannya juga lemah.

Ditambah lagi kalau bicara misalnya di luar Jawa beda dengan di aglomerasi kota raya, itu kalau sakit, misalnya penuh rumah sakitnya itu bisa cari rujukan, banyak opsi rumah sakit.

Baca Juga: Tama Fashion Design Competition 2021, Bentuk Semangat Kebangkitan Dunia Fashion di Masa Pandemi!

Sedangkan di luar Jawa apalagi daerah kecil, kalau rumah sakit penuh tidak ada lagi pilihan. Mau dirujuk mana? Rumah sakit hanya satu.

Jadi fasilitas kesehatan yang terbataslah yang menjadi kunci.

"Meskipun gelombang ketiga ini tidak sebesar gelombang kedua, tapi dampaknya bisa lebih mendekati yang kemarin dalam artian korban meninggal, kemudian panik, kurang obat, kurang oksigen, bisa. Karena apa? Karena daerah minim fasilitas kesehatan, menimpa juga daerah secara SDM, secara infrastruktur yang banyak kelemahan, kan di luar Jawa namanya. Ini yang harus diantisipasi," tegas Dicky. (Traya/Stylo)(*)

Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan juduk, "Luar Pulau Jawa Paling Berisiko Jika Gelombang 3 Covid-19 Melanda Indonesia".

Penulis: Gazali Solahuddin