Tapi kalau bicara luar Jawa dan perifer, lanjut Dicky, cenderungnya repot makanya jumlah korbannya bisa banyak.
Karena apa? Bicara luar Jawa dan daerah perifer, kesadaran kesehatannya rendah, kemampuan SDM dan infrastruktur kesehatannya juga lemah.
Ditambah lagi kalau bicara misalnya di luar Jawa beda dengan di aglomerasi kota raya, itu kalau sakit, misalnya penuh rumah sakitnya itu bisa cari rujukan, banyak opsi rumah sakit.
Baca Juga: Tama Fashion Design Competition 2021, Bentuk Semangat Kebangkitan Dunia Fashion di Masa Pandemi!
Sedangkan di luar Jawa apalagi daerah kecil, kalau rumah sakit penuh tidak ada lagi pilihan. Mau dirujuk mana? Rumah sakit hanya satu.
Jadi fasilitas kesehatan yang terbataslah yang menjadi kunci.
"Meskipun gelombang ketiga ini tidak sebesar gelombang kedua, tapi dampaknya bisa lebih mendekati yang kemarin dalam artian korban meninggal, kemudian panik, kurang obat, kurang oksigen, bisa. Karena apa? Karena daerah minim fasilitas kesehatan, menimpa juga daerah secara SDM, secara infrastruktur yang banyak kelemahan, kan di luar Jawa namanya. Ini yang harus diantisipasi," tegas Dicky. (Traya/Stylo)(*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan juduk, "Luar Pulau Jawa Paling Berisiko Jika Gelombang 3 Covid-19 Melanda Indonesia".
Penulis: Gazali Solahuddin