Sejarah Adanya Bisnis Tas Hermes Palsu yang Kini Marak di Kalangan Artis Hingga Banyak yang Kena Tipu

By Stylo Indonesia, Kamis, 2 September 2021 | 13:22 WIB
Sejarah Adanya Bisnis Tas Hermes Palsu yang Kini Marak di Kalangan Artis Hingga Banyak yang Kena Tipu (thefashionlaw.com)

Akhirnya, utang Medina Zein kepada Rachel Vennya sudah lunas, dan sudah ada klarifikasi dari keduanya.

Namun untuk Citra Kirana belum ada klarifikasi lebih lanjut.

Pemalsuan tas bermerk

Tas merk Hermes terkenal karena menjual eksklusivitas serta detail tas kulit yang begitu rapi dan indah.

Namun bisnis perdagangan tas bermerk KW atau pemalsuannya malah ternyata lebih subur dari industri tas mewah itu sendiri.

Baca Juga: Dibanderol Ratusan Juta, Ini Fakta Menarik Tas Hermes Birkin Favorit Para Selebritis Papan Atas! Apa yang Spesial?

Melansir The Fashion Law, pada musim panas tahun 2011, tas Birkin berwarna merah cerah sedang dibuat di sebuah bengkel di Perancis.

Pada saat itu masih terjadi resesi ekonomi berkepanjangan di Amerika Serikat (AS) akibat Resesi Besar 2 tahun sebelumnya, dan juga ada volatilitas di Eropa, Inggris, dan China.

Semuanya telah membuat investor dan ekonom enggan mengeluarkan uang yang banyak.

Namun siapa sangka demi koleksi tas kulit yang terkenal karena dipopulerkan oleh penyanyi Jane Birkin itu, uang kembali berputar hanya untuk penjualan Hermes Birkin.

Tas berwarna merah darah itu termasuk di antara tas tangan bernilai puluhan juta dolar diproduksi di bengkel-bengkel pinggiran kota Paris yang dibuat untuk memenuhi para pemuja merk dengan kantong tebal.

Saat itu tas itu dilengkapi dengan stempel emas kecil di bagian depan bertuliskan "Hermes Paris Made in France" dan dikemas dalam kotak oranye khas Hermes lengkap dengan pita biru gelapnya, yang sudah digunakan selama lebih dari 183 tahun.

Namun tidak ada yang tahu, tas yang dirakit saat itu sama sekali bukan barang asli.

Padahal kemasannya sangat mirip dan bahannya juga sama-sama berkualitas tinggi.

Namun tas yang muncul di tahun 2011 itu adalah produk dari operasi pemalsuan canggih senilai saat itu USD 22 juta (Rp 3,7 T) yang dilakukan di Perancis tanpa diketahui oleh Hermes sendiri.