Inilah Dampak Jarang Mandi Bagi Kesehatan Menurut Ahli Dermatologi

By Cerysa Nur Insani, Kamis, 12 Agustus 2021 | 14:20 WIB
Dampak Jarang Mandi Bagi Kesehatan Menurut Ahli Dermatologi (Freepik)

Stylo Indonesia - Stylovers, sudah tahu belum apa saja dampak jarang mandi bagi kesehatan yang perlu kita waspadai?

Dampak jarang mandi bagi kesehatan ini perlu kita waspadai di tengah tren jarang mandi yang belakangan banyak dilakukan oleh selebriti mancanegara seperti Ashton Kutcher, Mila Kunis, dan Jake Gylenhaal.

Dilansir dari lifestyle.kompas.com, Dr. Julie Russak seorang dokter kulit dan Shilpi Khetarpal, MD seorang ahli dermatologi menjelaskan mengenai dampak jarang mandi bagi kesehatan.

Yuk, simak penjelasan mengenai dampak jarang mandi bagi kesehatan menurut ahli dermatologi berikut ini!

Baca Juga: 4 Sabun Mandi Cair untuk Atasi Jerawat Punggung di Bawah Rp 50 Ribu

Tentunya mandi merupakan kegiatan sehari-hari yang perlu dilakukan secara rutin.

Kita harus mengingat bahwa selalu ada bakteri dan racun yang menumpuk di kulit.

Ketika tubuh kita berkeringat, itu adalah cara alami untuk membuang racun.

Tentunya Stylovers tidak mau membiarkan bakteri dan racun terlalu lama berada di permukaan kulit, kan?

Sebab, bakteri, racun tubuh, dan kotoran yang menumpuk di permukaan kulit dapat mendorong tumbuhnya jerawat, folikulitis, dan infeksi kulit lainnya.

"Harus ada sebuah keseimbangan yang sehat," jelas Dr. Russak.

Ahli dermatologi Shilpi Khetarpal, MD juga mengingatkan pentingnya rutin mandi apalagi bagi penderita eksim.

Jika kulitnya tidak bersih, penderita eksim dapat merasakan kering, gatal, dan merah.

Baca Juga: Battle Sabun Mandi Tea Tree untuk Atasi Jerawat di Punggung Harga di Bawah 100 ribu Rupiah, Original Source VS Love Beauty and Planet

Selain itu, seseorang yang jarang mandi dan keramas juga lebih mungkin mengalami masalah ketombe.

"Kita semua memiliki jamur yang hidup di kelenjar minyak di kulit. Jika jarang mencuci rambut, jamur itu bisa berkembang biak dan mengiritasi kulit kepala, sehingga kulit kepala dapat mengelupas," jelas Khetarpal, dilansir dari Cleveland Clinic.

Saat kita mandi, semua kotoran mikro yang ada di seluruh tubuh pun terbasuh.

Meskipun kita tidak melakukan banyak aktivitas atau hanya berdiam diri di rumah, tubuh tetap mengumpulkan kotoran, meski jumlahnya mungkin lebih sedikit.

Itulah mengapa kita tetap perlu mandi secara teratur serta membersihkan wajah setiap malam sebelum tidur.

Sebetulnya, tidak ada rekomendasi yang pasti tentang seberapa sering kita harus mandi dan keramas.

Ini tentu juga tergantung pada aktivitas yang kita lakukan.

Baca Juga: Bolehkah Mandi Air Dingin Setelah Tersengat Sinar Matahari? Ini Jawaban Ahli!

Seseorang yang lari maraton setiap hari, misalnya, tentu perlu mandi lebih sering dibanding orang lainnya yang jarang berkeringat.

Beberapa orang juga punya kecenderungan kulit dan rambut yang lebih mudah berminyak atau tubuh yang mudah bau.

Namun, secara umum, Khetarpal menyarankan mandi setidaknya satu kali sehari.

"Kita bersentuhan dengan ribuan alergen setiap hari. Mandi dapat membilas alergen tersebut, serta bakteri dan virus," jelasnya.

Namun, mandi juga tak perlu berlebihan karena dapat menghilangkan kelembapan kulit.

"Beberapa orang mandi di pagi hari, setelah berolahraga, lalu mandi lagi sebelum tidur. Itu tidak perlu dan malah bisa mengeringkan dan mengiritasi kulit," tambahnya.

Dr. Julie Russak juga menjelaskan bahwa para dokter kulit tidak menyarankan untuk berendam terlalu lama atau mandi terlalu sering.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Sabun Mandi Ampuh Atasi Bau Badan di Bawah Rp 50 Ribu

Mandi air panas dan menggunakan sabun mandi yang terlalu banyak berbusa disebut dapat menghilangkan dan menghancurkan mikrobioma kulit.

"Mikrobioma kulit berperan dalam melindungi kulit dan sangat penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan," jelasnya, seperti dilansir dari New York Post.

Nah, itu dia Stylovers penjelasan mengenai dampak jarang mandi bagi kesehatan menurut ahli dermatologi. Jangan malas mandi, ya! (*)

#SemuaBisaCantik