Waspada! 12 Penyebab Sesak Napas, Tak Kalah Berbahaya dari Covid-19

By Astria Putri Nurmaya, Selasa, 13 Juli 2021 | 10:09 WIB
Waspada! 12 Penyebab Sesak Napas Ini, Tak Kalah Berbahaya dari Covid-19 (freepik)

Stylo Indonesia – Stylovers harus tahu bahwa penyebab sesak napas nggak cuma dari Covid-19 aja, lho.

Sebab ada banyak kondisi selain dari infeksi virus corona yang bisa menjadi penyebab sesak napas.

Mengejutkannya, nggak semua kondisi penyebab sesak napas itu berhubungan langsung dengan masalah paru-paru, Stylovers.

Karena faktanya, penyebab sesak napas juga dapat terjadi sebagai akibat dari adanya gangguan pada jantung.

Selain itu, sesak napas bisa pula berkembang sebagai akibat dari stres dan kecemasan.

Baca Juga: 4 Perbedaan Gejala Covid-19, Waspada dan Segera Lakukan Hal Ini!

Berikut ini adalah beragam penyebab sesak napas yang bisa diwaspadai:

1. Covid-19

Sesak napas bisa saja menjadi salah satu gejala Covid-19.

Merangkum Health Line, pada kondisi paru-paru sehat, oksigen akan melintasi alveoli dan memasuki pembuluh darah kecil yang dikenal sebagai pembuluh kapiler, tempat sebelum oksigen dialirkan ke seluruh tubuh.

Nah, pada orang-orang yang menderita Covid-19, transfer oksigen akan terganggu oleh respons imun yang muncul.

Sel darah putih akan melepaskan molekul inflamasi yang disebut kemokin atau sitokin.

Sel darah putih akan mengumpulkan lebih banyak sel kekebalan demi membunuh sel yang terinfeksi virus corona.

Proses tersebut akan menyisakan nanah yang merupakan campuran dari cairan dan sel-sel mati di dalam paru-paru.

Keberadaan nanah tersebut dapat menyebabkan terjadinya sesak napas, batuk, juga demam pada penderita Covid-19.

Khusus untuk gejala sesak napas pada Covid-19, risiko terjadinya jauh lebih tinggi pada penderita yang berusia di atas 65 tahun, perokok, punya riwayat diabetes, dan penyakit kardiovaskular, serta sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Baca Juga: 6 Cara Tingkatkan Saturasi Oksigen Tanpa Bantuan Tabung Oksigen, Pasien Covid-19 Wajib Tahu!

Demikian pula setelah seseorang sembuh dari Covid-19, sesak napas masih mungkin terjadi karena paru-paru yang telah mengalami kerusakan dan tidak semuanya bisa pulih secara sempurna.

Kerusakan ini menyebabkan pembentukan jaringan parut atau bekas luka pada paru-paru atau disebut sebagai fibrosis paru.

Fibrosis paru bisa membuat paru-paru semakin keras sehingga menyulitkan seseorang untuk bernapas.

Untuk mengetahui sesak napas merupakan gejala Covid-19 atau bukan, perlu melihat gejala lainnya.

Pada kasus Covid-19, sesak napas biasanya disertai dengan penurunan saturasi oksigen secara tiba-tiba.

Sesak napas yang disertai dengan demam dan batuk menjadi kunci lain bahwa ini merupakan gejala dari Covid-19.

2. Asma

Merangkum Medical News Today, asma adalah peradangan dan penyempitan saluran udara yang dapat menyebabkan sesak napas.

Selain sesak napas, asma biasanya juga ditunjukkan dengan gejala berikut:

- Mengi

- Rasa sesak di dada

- Batuk

Asma adalah kondisi umum yang dapat bervariasi dalam tingkat keparahan.

3. Pneumonia atau Radang Paru-paru

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan serta nanah di paru-paru.

Baca Juga: Lindungi Paru-Paru dari Covid-19, Ini Cara Efektif yang Mudah Dilakukan

Kebanyakan jenis pneumonia termasuk penyakit menular.

Pneumonia bisa menjadi kondisi yang mengancam jiwa, jadi pengobatan yang tepat sangat penting.

Gejala pneumonia termasuk:

- Sesak napas

- Batuk

- Nyeri dada

- Badan mengigil atau panas dingin

- Berkeringat

- Demam

- Nyeri otot

- Kelelahan

4. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK mengacu pada sekelompok penyakit yang menyebabkan fungsi paru-paru memburuk.

Tanda dan gejala PPOK lainnya termasuk:

- Mengi

- Batuk terus-menerus

- Peningkatan produksi lendir

- Kadar oksigen rendah

- Rasa sesak di dada

- Emfisema atau penyakit kronis akibat kerusakan pada alveolus (kantong udara kecil pada paru-paru) yang sering disebabkan oleh merokok selama bertahun-tahun termasuk dalam kategori penyakit ini.

5. Emboli Paru

Emboli paru adalah penyumbatan di satu atau lebih arteri yang menuju ke paru-paru.

Hal ini sering kali disebabkan oleh penggumpalan darah dari tempat lain di tubuh, seperti kaki atau panggul yang mengalir ke paru-paru.

Emboli paru adalah kondisi paru-paru yang bisa mengancam jiwa dan membutuhkan perhatian medis segera.

Selain sesak napas, gejala emboli paru lainnya termasuk:

- Pembengkakan kaki

- Nyeri dada

- Batuk

- Mengi

- Banyak berkeringat

- Detak jantung abnormal

- Pusing

- Penurunan kesadaran

- Warna kebiruan atau pucat pada kulit

Baca Juga: Obat Alami Penderita Hipertensi, Jus Labu Siam dan Timun Bisa Jadi Alternatif!

6. Hipertensi Pulmonal

Hipertensi pulmonal adalah tekanan darah tinggi yang memengaruhi arteri di paru-paru.

Kondisi ini sering kali disebabkan oleh penyempitan atau pengerasan arteri tersebut dan dapat menyebabkan gagal jantung.

Gejala hipertensi pulmonal sering kali dimulai dengan:

- Nyeri dada

- Sesak napas

- Kesulitan melakukan aktivitas olahraga

- Kelelahan ekstrim

Setelah itu, gejala hipertensi pulmonal bisa sangat mirip dengan emboli paru.

Kebanyakan orang dengan hipertensi paru akan merasakan sesak napas yang memburuk seiring berjalannya waktu.

Sementara, nyeri dada, sesak napas, atau kehilangan kesadaran adalah gejala yang memerlukan perhatian medis darurat.

7. Croup

Croup adalah salah satu jenis infeksi saluran pernapasan yang pada umumnya dialami anak-anak.

Anak yang menderita croup biasanya mengalami gejala yang khas, yaitu batuk keras seperti menggonggong

Buatlah janji dengan dokter jika kamu atau si kecil memiliki gejala croup ini.

Anak-anak berusia antara 6 bulan hingga 3 tahun paling rentan terhadap croup.

8. Epiglotitis

Epiglotitis adalah peradangan yang terjadi pada epiglotis karena infeksi.

Epiglotis sendiri adalah tulang rawan yang berfungsi sebagai katup antara saluran makan dan trakea (saluran pernafasan).

Baca Juga: Alami Sesak Napas, Bisa Jadi Kamu Alami Gejala Anemia, Simak Tanda-tandanya yang Kerap Disepelekan!

Epiglotitis merupakan penyakit yang berpotensi mengancam nyawa yang membutuhkan perhatian medis segera.

Selain kesulitan bernapas atau sesak napas, gejala epiglotitis lainnya yang dapat diwaspadai termasuk:

- Demam

- Sakit tenggorokan

- Pengeluraha air liur secara tidak disengja

- Kulit membiru

- Kesulitan bernapas dan menelan

- Suara nafas yang aneh

- Badan menggigil atau terasa panas dingin

- Suara serak

Salah satu penyebab umum epiglotis dapat dicegah dengan vaksinasi haemophilus influenzae tipe b (Hib).

Vaksin ini pada umumnya hanya diberikan kepada anak-anak di bawah usia lima tahun, karena orang dewasa cenderung tidak terkena infeksi Hib.

9. Penyakit Arteri Koroner

Penyakit arteri koroner adalah penyakit yang menyebabkan pembuluh darah yang memasok darah ke jantung menyempit dan mengeras.

Kondisi ini menyebabkan aliran darah ke jantung menurun yang dapat merusak otot jantung secara permanen.

Selain kesulitan bernapas, tanda dan gejala penyakit jantung koroner juga termasuk:

- Nyeri dada (angina)

- Serangan jantung

10. Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan atau terkadang disebut cacat jantung bawaan adalah kondisi yang mengacu pada masalah bawaan pada struktur dan fungsi jantung.

Baca Juga: Serangan Jantung Mengintai Saat Olahraga, Waspada Ini 6 Tandanya!

Masalah ini dapat menyebabkan:

- Kesulitan bernapas

- Sesak napas

- Irama jantung yang tidak normal

11. Gagal Jantung Kongestif

Gagal jantung kongestif terjadi ketika otot jantung menjadi lemah dan tidak dapat memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh.

Hal ini sering kali menyebabkan penumpukan cairan di dalam dan sekitar paru-paru.

Kondisi jantung lain yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas di antaranya yakni:

- Serangan jantung

- Masalah dengan katup jantung

12. Aritmia Jantung

Aritmia adalah jenis detak jantung tidak teratur yang memengaruhi ritme jantung atau detak jantung.

Kondisi ini bisa menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat.

Orang dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya berisiko lebih tinggi mengalami aritmia jantung.

Kapan harus ke dokter saat mengalami sesak napas?Seseorang yang mengalami sesak napas yang tidak dapat dijelaskan harus berbicara dengan dokter untuk menentukan penyebab masalahnya.

Jika ada kecurigaan sesak napas disebabkan oleh Covid-19, sebaiknya telepon dahulu fasilitas kesehatan sebelum datang.

Beri tahu operator bahwa kamu sedang mencari perawatan untuk seseorang yang mungkin memiliki Covid-19.

Tindakan ini akan membantu petugas di fasilitas kesehatan mempersiapkan diri untuk merawat pasien dengan penanganan khusus.

Baca Juga: Ini Penyebab Serangan Jantung Kerap Mengintai Orang Saat Olahraga!

Saat berhasil bertemu dengan dokter, dokter biasanya akan menanyakan tentang gejala lain yang dialami pasien.

Dalam beberapa kasus, diagnosis ini mungkin cukup bagi dokter untuk menentukan penyebabnya.

Sementara dalam kasus lain, dokter mungkin ingin menjalankan tes untuk membantu mendiagnosis masalah.

Tes ini mungkin termasuk:

- Tes alergi

- Tes PCR Covid-19

- Rontgen dada

- Tes paru-paru

- CT-scan

- Spirometri

- Analisa gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG). (Traya/Stylo)(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "12 Penyebab Sesak Napas, Bukan Hanya Gejala Covid-19"

Editor: Irawan Sapto Adhi