Dengan melakukan tidur tengkurap, kata Prof Menaldi, maka kita akan membuat paru-paru lebih terbuka dan udara atau oksigen bisa masuk.
"Memang tidur tengkurap itu tidak enak, pasien akan terbangun lalu mengubah posisi tidur miring, lalu ke posisi terlentang," ungkap dia.
Saat posisi tidur pasien selalu bergerak demikian, maka cairan dalam organ perpasan ini akan bergerak menyesuaikan arah posisi tidur, sehingga oksigen bisa masuk ke dalam paru-paru dan membuat pasien terhindar dari sesak napas.
Apabila tetap dibiarkan tidur dengan posisi terlentang dan tidak ada keluhan sesak napas, kondisi ini menurut Prof Menaldi juga tidak baik bagi paru-paru, sebab bisa menyebabkan organ tersebut menjadi kaku.
"Kaku (organ paru-paru) itu akan menyebabkan orang akan susah napas, meskipun nanti sudah sembuh dari Covid-19. Jadi itu sebabnya, mengapa teori tidur tengkurap itu sangat penting," jelas Prof Menaldi.
Mengurangi Tingkap Keparahan dan Risiko Kematian
Kemudian Prof Menaldi menjelaskan lebih lanjut, jika setiap posisi tidur tersebut dikerjakan antara 2-3 jam, maka misalnya pada pasien Covid-19 sakit ringan dan sedang isolasi mandiri di rumah, dapat terhindar dari risiko keparahan yang dapat membuatnya masuk rumah sakit.
Baca Juga: Selvedge Jeans: Tampil Unik dengan Motif Jeans yang Kamu Banget!