Stylo Indonesia - Berbagai penyakit bisa saja terjadi pada setiap orang.
Termasuk juga pada perempuan remaja yang ternyata bisa saja mengidap penyakit tertentu.
Misalnya saja penyakit anemia yang kini mengintai banyak remaja perempuan di Tanah Air.
Seperti yang dilansir Stylo Indonesia dari Kompas.com, anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah pada tubuh.
Walaupun bisa dikatakan sebagai penanda adanya defisiensi nutrisi, anemia juga bisa menjadi salah satu gejala penyakit.
ketidakoptimalan pembentukan sel darah merah juga disebabkan adanya kelainan pada "mesin pembuat" sel darah merah.
Secara medis, kelainan ini disebut dengan penyakit talasemia.
Faktor lainnya adalah anemia bisa terjadi, karena kebutuhan darah yang meningkat.
Kondisi ini terjadi tatkala seseorang mengalami perdarahan, sehingga rentan menyebabkan anemia.
Sehingga berbagai pencegahan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia agar anemia tak lagi terjadi di kalangan remaja perempuan.
“Memperbaiki gizi remaja menjadi kunci mengatasi stunting.
Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk meningkatkan status gizi remaja putri melalui pendidikan gizi seimbang dan pemberian suplemen TTD.
Program MITRA Youth mendemonstrasikan pendekatan terintegrasi yang melibatkan kegiatan di sekolah dan di luar sekolah demi memastikan serapan TTD serta meningkatkan pengetahuan remaja tentang gizi yang baik,” kata Dhian Probhoyekti, Direktur Gizi Masyarakat,Kementerian Kesehatan.
Nutrition International, bekerjasama dengan pemerintah Indonesia, Australia, dan Kanada, telah menyelesaikan program Pencegahan Anemia pada Remaja Putri, Mitra Youth.
Program ini dijalankan di sepuluh kabupaten di provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
Pencegahan anemia yang dilakukan Pemerintah ini telah menjangkau lebih dari 400.000 remaja perempuan setiap tahun melalui pemberian suplemen mingguan tablet tambah darah (TTD), dibarengi dengan pendidikan gizi untuk mencegah anemia.
Gejala anemia
Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad, Susi Susanah menuturkan, anemia merupakan kondisi ketika kadar hemoglobin di bawah rata-rata.
"Anemia ini adalah kurang sel darah merah atau kurang darah, bukan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah tidak ada hubungannya dengan anemia," jelas Susi.
Kadar hemoglobin ideal berbeda-beda sesuai kelompok umur. Sesuai standar WHO, kadar hemoglobin untuk anak usia di bawah 5 tahun adalah 11 gram per desiliter.
Sementara anak usia 5-10 tahun adalah 11,5 gram dan anak usia di bawah 14 tahun kadar hemoglobinnya di bawah 12 gram
Sedangkan di atas usia 14 tahun kadar hemoglobinnya mengikuti standar orang dewasa.
Lebih lanjut Susi memaparkan, ada tanda-tanda yang umum tampak apabila seseorang mengalami anemia. Paling mudah bisa dilihat dari warna pada telapak tangan, kaki, dan bantalan kuku.
Jika bantalan kuku lambat memerah saat ditekan dan dilepas kembali, maka itu bisa dikategorikan sebagai anemia.
Selain itu, seseorang juga bisa mengecek kadar darah pada konjungtiva atau kelopak mata bagian dalam.
Saat kelopak ditarik, apabila kongjungtiva merah, maka kadar darahnya masih normal.
Gejala anemia yang kerap dijumpai adalah wajah pucat, gampang sesak, penurunan aktivitas, hingga mudah lelah. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pakar Unpad: Tak Hanya Kurang Nutrisi, Anemia Bisa Gejala Penyakit"Editor: Dian Ihsan