Dilansir Stylo Indonesia dari Kompas.com, kandungan beracun dalam kuteks dapat menyebabkan gangguan hormonal, bersifat memicu kanker, mengiritasi, atau neurotoksik.
Zat berbahaya tersebut antara lain toluene, formaldehyde, dibutyl phthalate, formaldehyde resin, xylene, dan sebagainya.
Kandungan dalam cat kuku itu dapat masuk ke peredaran darah dengan beberapa cara, yakni dengan cara terhirup dan melalui kutikula kuku.
Baca Juga: Kuku Akrilik Lagi Viral, Ini 5 Hal yang Wajib Perempuan Tahu!
Menurut Nneka Leiba, seorang anggota Environmental Working Group, jika kita malas dan tidak bersih menghapus cat kuku, maka akan ada yang tertinggal di kutikula.
Satu-satunya cara untuk mengurangi bahaya tersebut adalah dengan mengurangi penggunaan cat kukus.
Namun, hal penting lainnya yang patut kamu ketahui adalah, ketika kamu menghapus cat kuku dengan aseton, aseton itu sendiri bisa menimbulkan bahaya bagi tubuh, loh!
Baca Juga: Tips Agar Kuteks Lebih Tahan Lama, Begini Cara Pengaplikasiannya!
Dilansir Stylo Indonesia dari Kompas.com, menurut dr. Michael F Roizen, M.D. dan Mehmet C Oz, M.D, seorang penulis buku "YOU: The Owner's Manual for Teens: A Guide to a Healthy Body and Happy Life", jika perlu menggunakan cairan penghapus pewarna kuku, hindari yang mengandung aseton tinggi karena zat tersebut akan membuat kering dan membahayakan kesehatan kuku.
Penggunaan aseton yang berlebihan nantinya akan berdampak negatif dan berakibat fatal bagi mata, saraf, bahkan paru-parumu, loh!(*)