Apa saja bahan kimia berbahaya yang ditemukan pada produk pakaian baru?
Chromium IV: sering ditemukan pada bahan kulit dan wol yang dapat menyebabkan kontak dermatitis
DMF: digunakan untuk mencegah jamur dan produk pakaian dari kulit menjadi lembab.
DMF dapat menyebabkan eksim yang sulit diobati.
Alkofenon: digunakan untuk produksi tekstil dan kulit, merupakan zat yang beracun bagi lingkungan
Pewarna dispersi: yang bisa menyebabkan alergi dan ruam
Pewarna azo: sering digunakan dalam proses pewarnaan tekstil. Baru-baru ini diketahui bahwa beberapa agen pewarna dalam azo mungkin bersifat karsinogenik dan mutagenik. Penemuan ini telah dilakukan oleh EU REACH (Europian Union Registration, Evaluation, Authorization and Restriction of Chemicals), sebuah badan legalasi dari Uni Eropa.
Formalin: digunakan untuk proses finishing kain. Paparan rendah zat ini mengiritasi mata, hidung, tenggorokan dan bisa menyebabkan alergi yang mempengaruhi kulit dan paru-paru.
Baca Juga: 5 Titik Sensitif Tak Lazim yang Wajib Disentuh Saat Bercinta, Gairah Seks Makin Membara!
Fenol terklorinasi: digunakan dalam pengolahan tekstil. Kontak dengan bahan ini terutama dalam bentuk uap bisa mengiritasi kulit, mata, dan mulut. Mencuci baju baru bisa mencegah Anda dari iritasi kulit, apalagi untuk orang yang memiliki kulit sensitif.
Stylovers juga perlu diingat juga untuk selalu mencuci pakaian baru dengan mengikuti petunjuk cara pencuciannya untuk mencegah bahan cepat rusak. (*)