Ketika tidur tengkurap daerah yang luas itu menjadi lebih terbuka sehingga mempermudah masuknya oksigen.
“Kalau tidur tengkurap tidak akan lama, paling dua jam sudah miring. Hal ini membuat air di paru seperti dipindah bergerak sehingga tidak menggenangi paru-paru. Akibatnya tidak membuat sesak,” kata Menaldi.
Tidur tengkurap akan mencegah pasien Covid-19 dari potensi sesak.
"Buat saya di bidang paru, harus dihindari paru menjadi basah yang membuat oksigen susah masuk, juga menghindari pasien menggunakan ventilator."
"Kalau tidur terlentang, pasien bisa dalam posisi tersebut sampai pagi, tapi kalau tengkurap tidak akan lama, 2 jam sudah pindah posisi jadi miring atau terbangun dan justru inilah yang menghindari terjadinya sesak napas pada Covid-19,” katanya.
Ketika seseorang sudah terdiagnosa positif Covid-19 walaupun tanpa gejala atau gejala ringan, sebaiknya mulai melakukan tidur tengkurap supaya paru-paru bersih dan tidak ada endapan.
“Kalau tengkurap terbangun mulai posisi miring, terlentang miring lalu tengkurap lagi, bila ada perubahan posisi selama 2-3 jam bisa terhindar dari masuk RS."
"Bila sudah dirawat di RS terhindar di ICU. Bila di ICU terhindar dari ventilator. Menggunakan ventilator sudah bahaya, risiko mortalitas sudah tinggi, karena paru-paru sudah terendam,” katanya. (Traya/Stylo)(*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul, "Rentan Gagal Napas, Dokter Ini Sarankan Pasien Covid-19 Tidur Tengkurap, Ternyata Ini Alasannya".
Penulis : Anjar Saputra