Stylo Indonesia - Pandemi corona akibat virus Covid-19 masih menyelimuti Indonesia.
Pandemi Covid-19 yang telah berjalan 8 bulan ini tentu membuat kita dalam ketidakpastian, keresahan, dan keterpurukan, juga ketakutan.
Kapan akan berakhirnya pandemi Covid-19? Hingga detik ini tidak ada yang bisa memperkirakannya, apalagi memastikan.
Yang ada, hali hanya mengatakan Indonesia belum memasuki gelombang dua infeksi virus corona.
Sementara negara lain, sudah masuk gelombang dua, bahkan ada yang sudah gelombang tiga.
Baca Juga: Balai Kota Dipenuhi Kerumunan, Gubernur Anies Diminta Putus Hubungan dengan Habib Rizieq, Ada Apa?
Hal ini sebuah pertanda kita harus terus meningkatkan kewaspadaan diri dan mawas diri.
Caranya tingkatkan imunitas tubuh, dengan makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, olahraga, jauhi stres.
Juga patuhi protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Caranya, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, juga hindari lokasi-lokasi zona merah.
Namun kita tidak boleh takut juga dengan virus corona, Covid-19. Sebab jika kita takut, imunitas bisa drop, juga kita tidak bisa produktif.
Apalagi virus corona itu mempunyai banyak kelemahan. Intinya dia tidak sekuat manusia.
Jadi tetap bisa dikalahkan dengan telak. Dengan tidak lupa tingkatkan imunitas dan patuhi protokol kesehatan.
Apa saja kelemahan virus corona, penyabab penyakit Covid-19?
Baca Juga: Padukan Sandal Jepit dengan Busana Transparan Seksi, Tampilan Jessica Mila Justru Mencuri Perhatian!
1. Covid-19 Bisa Dikalahkan Dengan Mudah Oleh Antibodi
Antibodi adalah zat yang dibentuk dalam darah untuk memusnahkan bakteri, virus atau untuk melawan toksik alias racun yang dihasilkan bakteri.
Sebuah penelitian di Australia mengatakan bahwa salah satu kelemahan virus corona ialah saat berhadapan dengan antibodi sehat.
Melansir The Guardian, Profesor Imunologi di University of Manchester, Sheena Cruickshank, menjelaskan, ketika seseorang bersentuhan dengan kuman yang belum pernah dikenali tubuh sebelumnya, orang tersebut pada dasarnya memiliki berbagai penghalang untuk mencoba menghentikan kuman itu masuk ke tubuh.
Adapun contoh-contoh penghalang tersebut, yakni kulit, ingus, dan mikrobiome.
Sementara, di bawahnya, tubuh kita sebenarnya sudah dipenuhi oleh sel-sel epitel yang sangat sulit untuk dilalui oleh virus.
Mereka memproduksi antimikroba termasuk yang paling relevan dengan virus corona, yaitu senyawa antivirus yang cukup untuk melawanan.
Jika patogen melewati pertahanan ini, ia harus melawan sel darah putih atau sel kekebalan tubuh.
Sel-sel tersebut akan menghadapi virus tanpa disadari. Sistem ini juga merupakan dasar dari vaksinasi.
2. Detergen, sabun, pelarut lemak mampu membunuh virus corona
Salah satu kelemahan dari virus corona akan mati jika terpapar pelarut lemak, detergen, juga sabun, atau bahkan shampo, juga alkohol.
Hal itu dikarenakan susunan virus corona yang terdiri dari DNA atau RNA (inti virus), protein (bahan baku virus untuk menggandakan diri), dan lapisan lemak (pelindung luar), luluh lantak oleh sabun.
Jadi, saat lapisan lemak hancur karena sabun, maka virus pun akan ikut mati.
Oleh karena itu, kita diimbau untuk selalu menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama kurang lebih 30 detik.
Penting, jangan lupa mandi, paling tidak sehari dua kali, dan setelah berpergian ke tempat ramai, kantor, sekolah, keurumunan, dan lainnya.
Melansir klikdokter.com (11 April 2020), itulah mengapa menurut dr. Atika menyebut bahwa cuci tangan pakai air dan sabun adalah pilihan utama untuk membersihkan tangan.
“Penggunaan sabun yang digosokkan secara merata ke seluruh tangan lebih bisa mengangkat kuman yang bersembunyi di antara lipatan-lipatan kulit,” katanya.
Baca Juga: 5 Zodiak Wanita yang Paling Memesona, Semua Pria Langsung Naksir!
3. Disinfektan Musnahkan Virus Corona
Keluarga virus corona sejauh ini telah menyebabkan beberapa infeksi penyakit seperti, SARS, MERS, dan Covid-19 yang sekarang menjadi pandemi.
Secara umum karakter keluarga virus corona memiliki kemiripan karena diketahui lemah terhadap disinfektan.
Virus corona bisa menjadi nonaktif jika dihadapkan dengan disinfektan seperti alkohol dengan kadar 60-70%, hidrogen peroksida 0,5%, atau sodium hipoklorit 0,1% dalam waktu 1 menit.
Melansir laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), virus corona merupakan virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus) dengan pelindung lapisan lemak.
Karenanya, virus ini dapat dilemahkan dengan diseinfektan.
“Disinfektan dapat merusak lapisan lemak tersebut sehingga membuat virus corona cukup lemah dibandingkan dengan norovirus yang merupakan virus tanpa selubung dan virus lainnya yang memiliki cangkang protein yang lebih kuat,” ungkap Kepala Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI, Ajeng Arumsari di Bandung, Jawa Barat pada Senin (23/3), melansir Kompas.com (14 April 2020).
Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI, Chandra Risdian, mengungkapkan banyak produk rumah tangga umum mengandung konsentrasi bahan aktif yang sesuai untuk disinfeksi.
Dia menjelaskan, beberapa bahan aktif dan konsentrasi efektifnya telah terbukti efektif melawan virus corona berdasarkan studi literatur yang dilakukannya.
Berikut beberapa bahan aktif yang dimaksud tersebut: Accelerated hydrogen peroxide (0.5%), Benzalkonium chloride/quaternary ammonium/alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride) (0.05%), Chloroxylenol (0.12%) Ethyl alcohol atau ethanol (62-71%), Iodine in iodophor (50 ppm), Isopropanol atau 2-propanol (50%), Pine oil (0.23%), Povidone-iodine (1% iodine), Sodium hypochlorite (0.05 – 0.5%), Sodium chlorite (0.23%), Sodium dichloroisocyanurate (0.1-0.5%).
4. Virus Corona Sensitif Terhadap Suhu Tinggi
Melansir SCMP, tim dari Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, Ibu Kota Provinsi Guangdong China Selatan, menemukan hasil bahwa virus corona sangat sensitif terhadap suhu tinggi.
Fokus penelitian yang telah diterbitkan pada Februari lalu tersebut, yakni menentukan bagaimana penyebaran virus corona baru mungkin dipengaruhi oleh perubahan musim dan suhu.
Dalam laporan penelitian itu, ditemukan bahwa suhu panas memiliki peran yang signifikan terhadap perilaku virus.
Suhu dapat secara signifikan mengubah transmisi Covid-19 dan mungkin ada suhu terbaik untuk penularan virus.
Di mana, virus corona dikatakan dalam penelitian, sangat sensitif terhadap suhu tinggi, sehingga dapat mencegahnya menyebar di negara-negara yang beriklim hangat.
Sementara di negara dengan iklim yang lebih dingin, penyebarannya lebih mungkin terjadi.
Kesimpulan yang disarankan dalam penelitian, yakni negara dan wilayah dengan suhu yang lebih rendah mengadopsi langkah-langkah kontrol yang paling ketat.
Meski begitu, mereka tidak dianjurkan untuk hanya mengandalkan musim panas agar virusnya mati.
Jadi tetap patuhi protokol kesehatan, tingkatkan antibodi, sering mandi, harus ditegakann dengan baik dan benar.(*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul "8 Bulan Pandemi Covid-19, Virus Corona Punya Banyak Titik Kelemahan"