Mungkin satu-satunya perancang Italia paling penting dan sukses yang muncul selama tahun 1960-an adalah Valentino.
Valentino Gavarni belajar couture di Paris sebelum membuka rumah alta moda sendiri di Roma pada tahun 1960, karirnya sekarang berlangsung lebih dari empat dekade.
Ia mendesain pakaian siap pakai dan couture, dan dikenal karena kesukaannya pada kain merah cemerlang.
Persaingan yang terus-menerus dan tak terselesaikan antara Florence dan Roma, masing-masing dengan jadwal peragaan busana sendiri, berkontribusi pada kebangkitan Milan, yang muncul pada tahun 1970-an sebagai pusat mode Italia untuk pria dan wanita.
Beberapa rumah mode Italia paling inovatif, termasuk Krizia dan Missoni, memindahkan koleksinya ke Milan, seperti yang dilakukan penata gaya berpengaruh Walter Albini, yang merancang beberapa perusahaan berbeda untuk tampil di Milan, serta memproduksi pakaian untuk labelnya sendiri.
Sebuah kota industri Italia utara, Milan tidak memiliki daya tarik bersejarah seperti Roma dan Florence, tetapi mampu memanfaatkan tradisi tekstil halus Italia yang sudah mapan.
Produsen tekstil di Italia utara memberikan dukungan finansial kepada produsen pakaian Italia yang menunjukkannya di Milan.
Baca Juga: Tren Layering Dress dari Koleksi Terbaru Versace di Milan Fashion Week 2019
Selain itu, Milan dikenal dengan desain produk modern, dan Vogue Italia telah diterbitkan di sana mulai tahun 1961. Bangkitnya industri pakaian siap pakai adalah konsekuensi alami dari keadaan ini.
Dua desainer khususnya menjadi terkenal dan terkenal di seluruh dunia dalam lingkungan ini, yaitu Giorgio Armani dan Gianni Versace.
Sementara itu, perusahaan Italia lainnya yang telah lama dikenal dengan kain halus dan pengerjaan yang luar biasa, seperti Ermenegildo Zegna, juga mendapat manfaat dari bangkitnya penjahit Italia ke posisi kepemimpinan dunia sejak tahun 1970-an dan seterusnya.
Franco Moschino juga menjadi salah satu nama desainer Italia yang tak asing didengar hingga hari ini.
Di antara kisah sukses mode Italia yang paling luar biasa di akhir abad kedua puluh adalah bangkitnya Gucci di bawah arahan Tom Ford Amerika, Prada, dan pengaruh Dolce & Gabbana.
Nah, itu dia Stylovers ciri khas fashion Italia yang sukses menjadikan Milan sebagai kota mode di Eropa. Menarik, bukan? (*)