Stylo Indonesia - Seperti industri lain pada umumnya, tentunya industri fashion juga memberikan sejumlah pengaruh terhadap lingkungan.
Pengaruh industri fashion terhadap lingkungan ini mungkin sebagian terdengar begitu mengagetkan dan mengerikan.
Namun, berusaha meminimalisasi pengaruh industri fashion terhadap lingkungan tentunya menjadi tanggung jawab bersama antara para pelaku industri sekaligus para konsumen di dunia fashion.
Sejak beberapa tahun ke belakang tema sustainability dan eco-frienly mulai kencang tersiar dari dunia fashion.
Para desainer dan pelaku industri fashion mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk bisa diterapkan di dunia fashion tanpa membatasi kreativitas dan mengurangi kualitas.
Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Fashion Renda Lewat Kelas Crocheting
Sebagai konsumen sekaligus penikmat produk-produk fashion item, tentunya ada pula hal-hal yang bisa dilakukan oleh generasi sekarang untuk ikut andil mengurangi dampak lingkungan dari industri fashion. Apa saja kira-kira?
Dilansir dari Who What Wear, ini dia 6 fakta mencengangkan pengaruh industri fashion terhadap lingkungan dan langkah kecil yang bisa kita lakukan.
1. Dibutuhkan 900 galon air untuk membuat satu pasang celana jeans pada umumnya.
Oleh sebab itu, thrifting atau belanja baju bekas menjadi salah satu pilihan lebih ramah lingkungan yang tengah digandrungi oleh para anak muda belakangan ini.
Apakah Stylovers sudah pernah mencoba membeli baju bekas yang masih layak pakai?
Jika cermat memilih dan pandai memadukannya dengan busana dan aksesoris lain, thrifting sangat seru untuk dilakukan, lho!
2. E-commerce atau berbelanja secara online dapat menghemat energi sebanyak 30 persen dibandingkan berbelanja di toko retail offline.
Saat ini banyak orang mungkin lebih menyukai berbelanja secara online karena alasan kepraktisan.
Namun di samping itu, ternyata berbelanja secara online juga lebih ramah lingkungan dibanding kebiasaan berbelanja tradisional yang dulu lebih sering dilakukan.
Ini merupakan salah satu bukti bahwa kemajuan teknologi juga dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Baca Juga: Cobain Deh! 4 Tips Fashion Untuk Wanita Bertubuh Gemuk agar Terlihat Langsing!
3. Fashion adalah industri yang paling banyak menghasilkan polusi nomor tiga di dunia, setelah minyak dan agrikultur.
Harus diakui bahwa fakta ini bukan fakta yang menyenangkan bagi para pelaku industri fashion sekaligus penikmatnya.
Hal ini menunjukkan bahwa para produsen di dunia fashion harus lebih memperhatikan proses produksi mereka.
Di samping itu, dari segi konsumen juga perlu mulai mempertimbangkan konsumsi mereka untuk bidang fashion.
4. Produksi kain katun menghabiskan satu per empat dari total penggunaan pestisida di dunia.
Fakta inilah juga yang memicu para pelaku industri fashion untuk mencari material alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
5. Menjemur pakaian secara tradisional di bawah sinar matahari dapat mengurangi produksi CO2 hingga 700 pound dibanding menggunakan mesin pengering.
Nah, apakah Stylovers masih rajin menjemur pakaian di bawah sinar matahari saat cuaca terik?
Yuk, jangan malas untuk memanfaatkan sinar matahari alami untuk mengeringkan pakaian demi lingkungan!
Baca Juga: 5 Baju Atasan yang Nyaman untuk WFH, Cocok Buat Gaya Fashion Zoom Meeting!
6. Sebuah gantungan baju yang terbuat dari bahan plastik membutuhkan waktu hingga 40 generasi untuk terurai secara alami.
Hal ini menjadi tantangan bagi para pelaku industri fashion untuk menemukan alternatif penataan pakaian yang lebih praktis.
Tak sedikit pula brand fashion yang mengurangi bahkan menghentikan penggunaan plastik untuk kemasan produk mereka.
Nah, itu dia Stylovers 6 fakta mencengangkan tentang pengaruh industri fashion terhadap lingkungan dan langkah kecil apa yang bisa dilakukan oleh para pelaku industri dan penikmat atau konsumennya. Yuk, lakukan bagian kita demi lingkungan yang lebih baik! (*)
#SemuaBisaCantik