Penularan di dalam ruangan
Salah satu pesan kunci dari jaga jarak adalah jika berada di luar ruangan, risiko kita terinfeksi virus cenderung lebih rendah.
Sebab, virus akan lebih cepat menghilang, yang artinya tingkat paparan lebih rendah.
"Jika kita berada di dalam ruangan dan seseorang batuk, bersin, atau bicara, tetesan tersebut akan berada di sana untuk beberapa waktu."
"Tidak peduli di mana pun lokasi kita, kita akan bernapas dengan udara yang mengandung tetesan tersebut, terutama jika ventilasinya buruk," ungkap Capecelatro.
Sebuah makalah pracetak yang dibuat oleh peneliti asal Jepang menemukan bahwa risiko penularan di dalam ruangan mencapai 18,7 kali lipatnya.
Namun, hasilnya masih perlu dikaji kembali.
Bicara soal udara dalam ruangan, pola aliran udara sangat memengaruhi tingkat penyebaran dan terkadang malah dapat memperburuk keadaan.
Menurut Capecelatro, ketika terjadi turbulensi misalnya, partikel virus akan mengelompok dan akan meningkatkan jumlah partikel yang mungkin kita hirup.
Selain beberapa penelitian yang secara khusus menganalisis penyebaran virus di beberapa lokasi di sejumlah negara, pandemi juga dilaporkan banyak terjadi di dalam ruangan, termasuk pusat kebugaran, rumah ibadah, tempat jasa pelayanan, dan lainnya.
Namun, banyak penelitian yang hanya mengamati laju aliran udara rata-rata, bukan fluktuasi pergerakan udara di dalam ruang.