Stylo.ID - Malaysia memang sempat menjadi perhatian karena menerapkan kebijakan lockdown saat pandemi corona merajalela.
Namun sekarang Negeri Jiran itu membuktikan diri sebagai salah satu negara yang sukses menangani pandemi corona.
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Malaysia, jumlah pasien sakit yang dirawat di ICU hanya tersisa 4 orang, dan yang menggunakan ventilator sejumlah 3 orang.
Ini menjadi kabar baik. Sebab, sebelumnya Malaysia sempat dicemooh karena menerapkan lockdown.
Upaya Malaysia dalam menaklukkan virus corona telah menunjukkan hasil positif.
Melalui akun Twitter resminya, Kementerian Kesehatan Malaysia mengumumkan 6 kasus baru pada Rabu (2/9/2020) dengan nol kematian.
Jika ditotal, Negeri Jiran itu memiliki 9.360 kasus infeksi dengan 128 kematian dan 9.079 pasien dinyatakan sembuh.
Artinya, Malaysia kini hanya memiliki 153 kasus aktif. Dari jumlah itu, 4 pasien di antaranya berada dalam ICU dan 3 lainnya membutuhkan ventilator.
Keberhasilan Malaysia dalam menangani kasus Covid-19 juga terlihat dalam status zona risiko di seluruh daerah.
Tak ada satu pun daerah di Malaysia yang berada pada zona merah.
Sebagian besar daerah kini berada dalam zona hijau. Hanya ada 17 daerah yang masih berstatus zona kuning.
Pembatasan hingga akhir tahun Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin memutuskan untuk memperpanjang pembatasan pergerakan hingga 31 Desember 2020.
Baca Juga: Panik Takut Terkena Flu Saat Pandemi Covid-19, Begini Cara Ampuh Mencegahnya!
Kendati sukses melandaikan kasus, ia beranggapan bahwa virus corona tidak menunjukkan tanda akan segera berakhir.
"Meski krisis sudah kami tangani dengan baik, demi kepentingan semua pihak, pemerintah memutuskan pemulihan MCO akan diperpanjang hingga 31 Desember 2020," kata dia, dikutip dari Straits Times, Selasa (1/9/2020).
Perpanjangan ini memungkinkan pemerintah untuk dengan cepat menangani pandemi virus corona.
Di bawah pemulihan MCO yang dimulai pada 10 Juni 2020, sebagian besar bisnis telah diizinkan untuk dibuka kembali selama mengikuti protokol kesehatan.
Sementara itu, klub malam dan pub masih tetap ditutup.
Pasalnya, sulit untuk memastikan penerapan jaga jarak pada tempat-tempat itu.
Muhyiddin juga mendukung usulan Kementerian Kesehatan yang berencana menaikkan denda bagi pelanggar Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
"Saya mendukung anjuran Kementerian Kesehatan untuk menaikkan denda bagi mereka yang melakukan pelanggaran (berdasarkan UU), minimal dua atau tiga kali lipat dari jumlah sekarang. Tapi ini perlu dikaji dulu sebelum UU diubah," jelas dia.
Malaysia juga masih akan menutup perbatasannya secara umum, dengan mewajibkan karantina mandiri 14 hari bagi para pendatang.
Khusus untuk pendatang dari India, Indonesia, dan Filipina tidak akan diizinkan memasuki Malaysia mulai Senin (7/9/2020), menyusul adanya lonjakan kasus di negara-negara itu.
"Komite Kabinet khusus mengetahui lonjakan mendadak kasus Covid-19-positif di negara-negara tertentu," kata Menteri Keamanan Ismail Sabri Yaakob.
Menurut dia, pemerintah juga akan memantau situasi di negara lain dan tidak menutup kemungkinan bahwa pembatasan yang sama dapat diberlakukan pada warga negara lain yang mengalami lonjakan kasus. (*)
Artikel ini telah tayang di GridHits.com dengan judul Dulu Dicaki dan Dicemooh karena Terapkan Lockdown, Kini Dunia Kagum karena Malaysia Sukses Tangani Corona! Hanya Sisakan 4 Pasien Sakit di ICU,
Editor : Saeful Imam