Pernah Tolak Ajakan Jokowi untuk Jadi Menhan, Gatot Nurmantyo Singgung Isu Permusuhan dengan Prabowo Subianto: Itu Saya Membela Pemerintah!

By Stylo Indonesia, Senin, 24 Agustus 2020 | 11:32 WIB
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Istana Bogor, Selasa (5/12/2017) (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Mantan Pangkostrad itu menegaskan dirinya bersikap netral saat pilpres.

Awalnya hal itu disinggung presenter Wahyu Muryadi.

"Pada last minute kayaknya Anda menentukan sikap politiknya untuk berpihak kepada paslon capres nomor 02 (Prabowo-Sandiaga), betul ya?" tanya Wahyu Muradi.

Ia membantah kehadirannya dalam acara pasangan calon tersebut berarti dukungan.

"Saya datang ke sana kampanye enggak? Saya bicara kebangsaan itu," tegas Gatot Nurmantyo.

"Sampeyan 'kan milih 02 to? Diumumkan itu," tanya Wahyu lagi.

Baca Juga: Menantu Jokowi Ikut Tren Bersepeda, Tampilan Selvi Ananda dengan Gaya Kasual Sederhana Jadi Sorotan

"Kok bisa tahu? Di dalam bilik kok," jawab Gatot mengelak.

Wahyu lalu melontarkan sindiran sikap narasumbernya ini seolah menunjukkan keinginan menduduki jabatan menteri.

"Kayaknya masih pengen jadi menteri. Pengen jadi menteri enggak?" ungkit mantan Juru Bicara Kepresidenan Abdurrahman Wahid itu.

Gatot tidak menampik dirinya memang pernah ditawari jabatan menteri untuk menggantikan Ryamizard Ryacudu.

Baca Juga: Disebut Akan Besanan dengan Jokowi, Ternyata Orangtua Felicia Tissue Kekasih Kaesang Pangarep Bukan Orang Sembarangan!

"Saya pernah ditawari, zamannya Pak Jokowi, menjadi Menteri Pertahanan menggantikan Pak Ryamizard," ungkap mantan Pangkostrad ini.

Meskipun mengapresiasi tawaran itu, Gatot menegaskan ia menolak.

"Saya nolak. Saya bilang, 'Tidak ada satu pun Panglima TNI bermimpi menjadi menteri pertahanan, tetapi sisa waktu saya di Panglima TNI saya akan menularkan tentang moral dan etika'," paparnya.