Beri tahu dokter segera jika salah satu dari efek samping yang tidak biasa tetapi serius ini terjadi, seperti:
- Tanda-tanda infeksi (misalnya, demam, sakit tenggorokan persisten)- Nyeri tulang atau persendian- Peningkatan haus, sering buang air kecil- Detak jantung cepat/lambat/tidak teratur- Nyeri/tekanan mata
- Gangguan penglihatan- Pembengkakan di beberapa area tubuh, seperti wajah, kaki, pergelangan kaki- Gejala perdarahan lambung atau usus (seperti sakit perut, tinja hitam, muntah yang terlihat seperti bubuk kopi)- Perubahan mental atau suasana hati (mis. depresi, perubahan suasana hati, agitasi)- Pertumbuhan rambut dan kulit yang tidak biasa- Nyeri atau kram otot, kelemahan, mudah memar atau berdarah- Penyembuhan luka lambat, kulit menipis, kejang.
Reaksi alergi yang sangat serius terhadap obat ini jarang terjadi.
Namun, segera cari pertolongan medis jika melihat gejala reaksi alergi serius, seperti ruam, gatal atau bengkak (terutama pada wajah, lidah, tenggorokan), pusing parah, kesulitan bernapas.
Sementara itu, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO menyatakan ucapan terima kasih dan dukungan untuk Universitas Oxford yang telah menyelamatkan nyawa ribuan pasien Covid-19 dengan menggunakan obat dexamethasone.
"Ini adalah berita bagus dan saya mengucapkan selamat kepada Pemerintah Inggris, Universitas Oxford, dan banyak rumah sakit dan pasien di Inggris yang telah berkontribusi pada terobosan ilmiah yang menyelamatkan jiwa ini," ujar Ghebreyesus. (*) Justina Stylo.
Artikel ini telah tayang di Health Grid dengan judul "Cukup Gelontorkan Uang Rp 100 Ribu, Seorang Pasien Covid-19 Bisa Sembuh dengan Obat Dexamethasone, Adakah Efek Sampingnya?"