Bak Petir di Siang Bolong, WHO Sebut Virus Corona Mungkin Tak Akan Pernah Hilang dari Muka Bumi! Berikut Penjelasannya

By Stylo Indonesia, Kamis, 14 Mei 2020 | 17:00 WIB
Bak Petir di Siang Bolong, WHO Sebut Virus Corona Mungkin Tak Akan Pernah Hilang dari Muka Bumi! Berikut Penjelasannya (www.freepik.com)

Stylo.ID - Hingga saat ini virus corona masih menjadi momok yang menakutkan bagi semua orang karena belum terlihat ujung pandemi ini.

Masyarakat hanya dapat berharap kosong dengan kabar vaksin Covid-19 yang masih dalam tahap penelitian dan belum ditemukan.

Di tengah kondisi yang belum benar-benar membaik, WHO justru menyampaikan kabar di luar dugaan.

Virus corona disebut mungkin tidak akan pernah hilang.

Hal tersebut ditegaskan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia atau WHO melalui Direktur Kedaruratan WHO, Dr Mike Ryan pada konferensi pers virtual di Jenewa, Rabu (13/5/2020) kemarin.

Baca Juga: Waspada Virus Corona Jenis Baru Saat Buka Paket Hasil Online Shopping, Ini Penjelasan dari Pakar!

Dilansir BBC.com, Dr Ryan memperingatkan agar siapa pun tidak mencoba memprediksi kapan virus akan hilang.

Dia juga menambahkan, jika vaksin ditemukan, pengendalian virus tetap akan membutuhkan upaya besar-besaran.

"Penting untuk dipahami bahwa virus ini dapat menjadi virus endemi lain dan mungkin tidak akan pernah hilang," kata Dr Ryan.

Apa alasannya? Mari kita simak berikut ini.

Disebut Sama Seperti HIV dan Campak

Dr Ryan dari WHO juga menyebutkan bahwa virus corona layaknya HIV yang belum hilang sampai saat ini.

Sehingga, dia tidak mempercayai siapa pun yang dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang.

Saat ini, ada lebih dari 100 vaksin potensial yang sedang dalam pengembangan.

Namun, Dr Ryan mencatat, ada penyakit lain, seperti campak, yang masih belum hilang.

Padahal, ada vaksin untuk penyakit tersebut.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan adanya kemungkinan untuk mengendalikan virus melalui upaya-upaya.

Baca Juga: Bongkar Jenazah Demi Buktikan Ganasnya Covid-19, Ini yang Membuat Peneliti Terkejut Melihat Organ Dalam Pasien yang Menyeramkan Karena Virus Corona

"Semua ada di tangan kita, semua orang, dan kita semua harus berkontribusi untuk menghentikan pandemi ini," ujar Dr Tedros.

Ahli epidemiologi WHO, Maria van Kerkhove, juga menyampaikan hal yang sama.

"Kita perlu memiliki pola pikir bahwa perlu waktu untuk keluar dari pandemi ini," ucapnya.

Pernyataan tajam mereka muncul ketika beberapa negara mulai secara bertahap melonggarkan lockdown.

Selain itu, dilema para pemimpin negara untuk kembali membuka perekonomian juga disorot WHO.

Dr Tedros memperingatkan, tidak ada cara yang pasti untuk mengurangi pembatasan tanpa memicu gelombang infeksi kedua.

"Banyak negara ingin keluar dari langkah-langkah yang berbeda," kata ketua WHO itu.

"Namun, rekomendasi kami adalah negara mana pun harus tetap waspada pada tingkat setinggi mungkin," lanjutnya.

Begitu pula dengan Dr Ryan.

"Ada beberapa pemikiran ajaib bahwa lockdown bekerja dengan sempurna dan mengakhiri lockdown akan sangat bagus. Keduanya penuh dengan bahaya," ujarnya.

Baca Juga: Bak Angin Segar! Mudik Lokal Ternyata Tidak Dilarang, Begini Aturannya Untuk Pengguna Motor Saat Lebaran

Hingga berita ini diturunkan, lebih dari 4,4 juta orang terinfeksi virus Corona di dunia.

Hampir 300.000 orang meninggal akibat virus tersebut.

Pakar Penyakit Menular AS Sebut Prototipe Vaksin Justru Bisa Memperburuk Kondisi Pasien Virus Corona

Pakar penyakit menular ternama di Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci, memperingatkan bahwa prototipe vaksin virus corona dapat membuat kondisi pasien Covid-19 menjadi lebih parah.

Fauci menyampaikan peringatan itu saat memberikan kabar terbaru tentang upaya mengembangkan vaksin pada sidang Senat AS online, Selasa (12/5/2020).

"Saya harus memperingatkan bahwa ada juga kemungkinan konsekuensi negatif,

di mana vaksin tertentu benar-benar dapat meningkatkan efek negatif dari infeksi," kata Fauci, dilansir Metro.

Fauci kemudian menjelaskan, dalam beberapa kasus, orang yang divaksinasi terhadap suatu kondisi dapat berakhir dengan tertular virus.

Mereka pikir, mereka telah terlindungi.

Sebaliknya, mereka dapat sakit parah dengan menderita penyakit Covid-19.

"Ada sejumlah vaksin, ketika vaksin menginduksi respons sub-optimal dan saat orang tersebut terpapar, mereka memiliki patogenesis yang ditingkatkan penyakit," ujarnya.

Baca Juga: Menghilang 3 Hari, Seorang Pasien Positif Corona Malah Berobat ke Rumah Dukun

Namun, Fauci mengatakan, contoh seperti itu sangat jarang dan hanya terjadi pada dua vaksin sebelumnya yang dikembangkan untuk virus lain.

Ia juga menekankan, masalah yang paling penting mengenai vaksin adalah kemanjurannya.

Vaksin yang berhasil memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang diinginkan, yakni pencegahan infeksi virus corona.

"Kemanjuran adalah mengenai seberapa bertahankah efektivitasnya," ucap Fauci. (*) Cery/Stylo

Artikel ini telah tayang di sajiansedap.grid.id dengan judul “Bak Petir di Siang Bolong, WHO Sebut Virus Corona Kemungkinan Tak Akan Pernah Hilang dari Muka Bumi! Ini Alasannya” (https://sajiansedap.grid.id/read/102150730/bak-petir-di-siang-bolong-who-sebut-virus-corona-kemungkinan-tak-akan-pernah-hilang-dari-muka-bumi-ini-alasannya)

Penulis: Rafida Ulfa