Stylo.ID - Semua orang di dunia pasti ingin hidup tanpa merasakan luka ataupun kecewa.
Tak sedikit kejadian yang menimbulkan luka ataupun kecewa dapat membekas dan meninggalkan trauma mendalam.
Nah, banyak orang ternyata harus menjalani hubungan dengan pasangan yang masih terjebak dalam trauma masa lalunya.
Apakah hubungan bisa berhasil?
Baca Juga: Jangan Terburu Nafsu, 4 Hal Ini Bisa Sebabkan Rasa Nyeri dan Sakit Usai Bercinta, Hati-hati!
Well, menjalin hubungan dengan pasangan yang punya trauma masa lalu memang tak mudah, tapi bisa diatasi dengan tiga sikap ini, agar hubungan bisa tetap bertahan dan harmonis.
Lantas, bagaimana caranya?
1. Hindarkan Asumsi
Dilansir dari Goodtheraphy.com, kita mungkin sempat berpikir bahwa pasangan tidak ingin terhubung secara fisik kala trauma yang dialaminya muncul.
Tentu dengan maksud yang baik untuk tidak mengganggu pasangan.
Sebab, sering kali ada ketakutan bahwa hubungan fisik akan memperburuk gejala traumatis.
Ya, dalam beberapa kasus mungkin benar, karena kadang-kadang trauma bersifat seksual, yang berarti penyembuhannya harus dilakukan sebelum keintiman fisik dapat dilanjutkan.
Namun, penting untuk berkomunikasi dengan pasangan dan tanyakan langsung tentang apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka ingin dekat dengan kita.
Sebab, jika salah satu pasangan merasa ditolak, kerusakan pada hubungan bisa saja terjadi.
Baca Juga: Hati-hati! Gairah Bercinta Bisa Menurun Karena Miss V Kering, Ini Penyebabnya
Maka itu, dengan mendiskusikan apa keinginan kita dan pasangan, bahkan jika keintiman fisik tidak dapat terjadi, kerusakan pada hubungan bisa dikendalikan.
Hal ini karena masing-masing pasangan tahu di mana posisi pasangannya, sehingga asumsi-asumsi buruk yang ada dapat dibuang.
Meski sulit, menghilangkan asumsi dan memulai membiasakan berkata dan bersikap jujur bisa menghindarkan hubungan dari kesulitan, kesalahpahaman, serta konflik di masa mendatang.
Bukan hanya pasangan yang harus jujur tentang traumanya.
Kita pun harus juga jujur tentang kekhawatiran yang kita miliki.
Yap, kita memang ingin mendukung pasangan, tetapi kita juga berhak mengutarakan ketakutan kita, jika perlu.
2. Tetap Bahagiakan Diri
Kita boleh saja dengan sepenuh hati mendukung pasangan kita untuk melewati masa sulit dan mengatasi traumanya.
Tapi keputusan dan sikapnya untuk mau dan bisa lepas dari trauma bukan menjadi tanggung jawab kita sepenuhnya.
Baca Juga: Haruskah Bersuara Saat Bercinta? Simak Manfaatnya Menurut Terapis Seks!
Yap, ketika kita menawarkan dukungan pada pasangan yang memiliki trauma di masa lalu, maka sangat penting juga bagi kita untuk merawat diri dengan sangat baik.
Kita juga butuh untuk mendapatkan dukungan dan bimbingan emosional dalam melewati masa yang sulit ini.
Tak dapat dimungkiri bahwa membantu pasangan menghadapi traumanya dapat menghabiskan energi kita.
Makanya, selalu lakukan aktivitas yang bisa membuat kita bahagia dan terlepas dari stres yang melanda.
Misalnya, melakukan me time dengan ke salon, berbelanja, atau sebagainya.
Mintalah juga dukungan dari orang-oarng yang kita cintai, seperti keluarga besar atau sahabat karib kita.
Benar adanya jika pasangan adalah bagian dari kebahagiaan kita, namun bukan satu-satunya sumber kebahagiaan kita.
Dengan kata lain, kebutuhan dan kebahagiaan kita juga harus selalu menjadi prioritas utama.
Baca Juga: Tak Harus Langsing, Ini Kriteria Wanita yang Bikin Pria Lebih Bergairah di Ranjang!
Selalu perhatikan kesehatan kita, baik secara fisik maupun mental.
Toh, akan jauh lebih efektif membantu orang yang kita cintai, ketika kita sendiri berada dalam kondisi mental yang baik.
Namun, jika kita dan pasangan tak bisa mengatasi hal ini lagi, maka tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada psikolog atau relationship coach terpercaya.
Dengan cara itu, kita dan pasangan akan tahu apa saja yang perlu diperbaiki bersama, sekaligus mendapatkan pengetahuan dan bekal untuk memperbaikinya berdua. (*) Cery/Stylo
Artikel ini telah tayang di nova.grid.id dengan judul “Pasangan Teringat Masa Lalu? Ini 2 Cara Jitu Supaya Gampang Move On” (https://nova.grid.id/read/052007416/pasangan-teringat-masa-lalu-ini-2-cara-jitu-supaya-gampang-move-on)
Penulis: Maria Ermilinda Hayon