Menyentuh, Wali Kota Osaka Kumpulkan Jas Hujan Karena Kekurangan Alat Perlengkapan Medis

By None, Kamis, 16 April 2020 | 10:08 WIB
Tim tenaga medis tampak mengenakan APD (npr.org)

Stylo.ID - Alat perlengkapan medis sangat dibutuhkan para tenaga medis yang menjadi garda depan penanganan korban virus Corona.

Namun sayangnya, ada beberapa wilayah yang masih kekurangan alat perlengkapan medis.

Menanggapi hal itu, sang wali kota Osaka yang diketahui bernama Ichirō Matsui mengumumkan kepada masyarakatnya untuk mengumpulkan jas hujan yang tidak terpakai, sebagai upaya mengantisipasi kekurangan perlengkapan medis di berbagai rumah sakit di Osaka.

"Bagi yang berlebih jas hujannya, silakan menghubungi kami, kumpulkan di kantor kami, karena sangat dibutuhkan saat ini mengingat kurangnya perlengkapan medis bagi para tenaga medis," kata Wali Kota Osaka Matsui, Rabu (15/4/2020) didampingi Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Denny Darko Ramal Virus Corona Akan Bawa sejarah Baru Bagi Indonesia Hingga Tampilan Natasha Wilona Saat Menari

Segera setelah pengumuman tersebut, siang hingga sore hari sudah terkumpul sedikitnya 1.500 jas hujan di kantor Wali Kota Osaka tersebut.

Kekurangan perlengkapan medis Jepang menjadi keluhan Ketua Asosiasi Medis Jepang Dr Takakura yang sebenarnya sejak 7 April lalu juga telah mengeluhkan hal itu langsung kepada PM Jepang Shinzo Abe.

Akhirnya Rabu (15/4/2020) kemarin pemerintah mengimbau produsen perlengkapan medis termasuk pembuat ventilator (alat pernapasan buatan) agar memperbanyak segera produksi alat tersebut dan memudahkan pendaftaran di Kementerian Kesehatan Jepang nantinya.

Baca Juga: Breaking News: Satu Artis Indonesia Positif Corona, Pemeran Serial The East Net TV Ungkap Kondisinya Sambil Berbaring di Kasur Rumah Sakit

Ventilator atau alat pernapasan buatan Jepang yang jumlahnya sangat kurang di Jepang. Rabu (15/4/2020) pemerintah Jepang mengimbau produsen ventilator untuk meningkatkan produksi dan memudahkan pendaftaran ((Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo))

Alat ventilator hanya ada sekitar 13.000 unit di Jepang. Yang berarti akan dipakai nantinya untuk 23 orang per satu unit apabila pasien berat Corona mencapai 300.000 orang di masa mendatang.

Sementara persediaan masker juga sudah mulai berdatangan jutaan lembar dan akhir April ini diperkirakan akan kembali normal pemasaran masker di Jepang.