Mencintai Wastra Nusantara Mampu Memupuk Upaya untuk Melestarikan Keberadaan Kain Nusantara

By Grace Kencana Pranata, Rabu, 14 Agustus 2019 | 17:27 WIB
Media Gathering PT Nojorono diskusi tentang mencintai wastra Nusantara untuk memupuk upaya keinginan melestarikan kain Nusantara (PR PT. Nojorono Tobacco International)

Stylo.ID– Wastra atau kain tradisional adalah peninggalan turun menurun leluhur yang menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia.

Mencintai dan menjaga wastra Nusantara berarti menjaga ingatan terhadap budaya dan peradaban Nusantara, karena setiap lembar wastra mempunyai nilai nilai filosofis yang agung dan luhur.

Hal ini menjadi bahasan menarik antara pemerhati dan pegiat wastra nusantara bersama kalangan jurnalis dalam Diskusi Wastra dan Kemerdekaan menyambut peringatan kemerdekaan RI ke-74 yang digelar PT Nojorono Tobacco International, di Tanamera Coffee, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (13/8).

Notty J. Mahdi, pemerhati batik Indonesia mengatakan, jika nilai nilai filosofis dari motif motif batik di seluruh nusantara, dikaji lebih dalam, maka akan terlihat bahwa motif motif itu memiliki benang merah yang mencerminkan karakter budaya Indonesia.

Baca Juga: Koleksi Busana Batik Tenun Songket Gaya Modern dalam Fashion Show Pesona Wastra Adati

Mencintai wastra Nusantara menjadi pengingat tentang peradaban dari kain tradisional (PR PT. Nojorono Tobacco International)

"Memahami makna dan cerita dibalik motif-motif kain nusantara, menjadi salah satu upaya penting dalam menjaga ingatan kita tentang bagaimana peradaban nusantara terbentuk. Dalam konteks hari ini, menjadi bagian dari upaya melestarikan keberadaan kain-kain nusantara," ungkap Notty yang juga Antropolog dari Universitas Indonesia ini.

Notty menambahkan, sejatinya setiap kain-kain nusantara memiliki tujuan penggunaan masing-masing saat kain itu dibuat.

Baca Juga: Ani Yudhoyono dan Annisa Pohan Suka Kain Tenun Pengaruh dari Keluarga

Namun meski setiap pengguna kain-kain nusantara  harus memahami makna kain yang digunakan, jangan sampai menjadikannya sangat jauh dari keseharian masyarakat.

“Fenomena hari ini dengan meluasnya penggunaan batik, tenun, dan beragam kain nusantara lainnya sebagai pakaian keseharian menjadikan kain akan lebih merakyat dan masyarakat bangga mengenakannya,” ujar Notty lagi.

Baca Juga: Cita Tenun Indonesia Rayakan 10 Tahun Kiprahnya dalam Dekade Dedikasi

Mencintai wastra Nusantara menjadi pengingat tentang peradaban dari kain tradisional (PR PT. Nojorono Tobacco International)

Melestarikan Kekayaan Suku Batak dengan Ulos yang Kekinian

Sementara itu Erfan Siboro, seorang pegiat wastra ulos (tenun ulos) yang juga hadir dalam diskusi ini, menjelaskan upayanya menjadikan ulos sebagai pakaian keseharian.

Erfan Siboro, yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan di salah satu bank BUMN di Jakarta menceritakan impiannya melalui karya desain fashion.

Ia mengatakan karyanya berawal dari keinginan untuk turut meramaikan pilihan penggunan kain Indonesia sebagai pakaian formal untuk dikenakan bekerja sejak pemerintah menetapkan adanya hari penggunaan Kain Indonesia Dalam Bekerja, selain batik, tenun NTT dan tenun lainnya.

Usaha fashion tenun Ulos, Abit Kain, yakni produk yang dibuat berdasarkan pesanan, dan Abit Catalogue, koleksi fashion siap pakai yang diproduksi dalam jumlah tertentu, yang ia rintis sejak 2015, kian dikenal tak hanya kalangan masyarakat atau pecinta kain tenun, tapi juga sudah mendunia.

Baca Juga: Memahami Kisah Penenun dengan Mengenal Tenun Torajamelo di Asian Textiles Exhibition

"Yang menarik dari usaha yang saya jalani ini adalah, saya seperti membuka kembali sebuah tabir sejarah dan fakta. Yaitu mengembalikan fungsi tenun Ulos sebagai produk sandang, sebagaimana nenek moyang orang Batak dahulu gunakan. Banyak orang Batak sendiri menggangap Ulos sebagai sebuah benda keramat, “dihormati” dan terkesan berhala, padahal dari dokumen sejarah bisa kita temukan foto-foto nenek moyang orang batak mengenakan ulos sebagai pakaian keseharian,” ungkap Erfan.

Diskusi bersama kalangan media menyambut peringatan kemerdekaan RI ke-74 dengan tema Wastra dan Kemerdekaan menjadi tonggak penting bagi PT Nojorono Tobacco International dalam menumbuhkan semangat untuk selalu mencintai warisan budaya nusantara yang kaya dari berbagai derah di Indonesia, seperti wastra atau kain tenun batik, lurik, dan ulos.

Baca Juga: Annisa Pohan Bagikan Tips Mudah Padu Padan Setelan Kain Tenun

"Ini menjadi bagian penting dari kepedulian dan tanggungjawab kami sebagai perusahaan nasional yang terus menerus memberikan kontribusi nyata di bidang pelestarian budaya dan pendidikan bagi masyarakat, " kata Debora Amelia Santoso, General Marketing Communication and Corporate Branding PT Nojorono Tobacco International.(*)

#GridNetworkJuara