Stylo.ID - Tren fashion monochrome selalu digemari karena menampilkan kesan klasik dan edgy.
Monochrome sendiri berasal dari kata ‘mono’ yang berarti sama dan ‘chrome’ yang berarti warna.
Jika diartikan secara harafiah, berarti pakaian dengan satu atau dua warna dengan intensitas yang berbeda. Rentang warna yang sering ditemui didominasi hitam, putih, atau abu-abu.
Diantara banyaknya desainer yang mengusung konsep ini, ternyata Yelly Lumentu sudah lebih lama memulainya, loh!
Yuk, kenali lebih dekat sosok dibalik label Day and Night tersebut dari wawancara eksklusifnya dengan Chia Stylo.ID.
#Merancang dari Konsep Surealis
Kedua orang tua Yelly memiliki darah seni yang kental, ibunya adalah seorang penjahit pakaian wanita sedangkan ayahnya adalah pelukis jalanan.
Tak heran, Yelly pun tumbuh sebagai seseorang yang sangat mencintai seni.
“Aku tuangkan kecintaan dan kekagumanku pada seni, ke koleksi baju-baju aku. Aku punya dua label, Day and Night dan YELLY. Keduanya adalah wujud surealis aku,” ujarnya.
Surealis sendiri adalah aliran seni yang menonjolkan kreatifitas tanpa batas dan terkadang penuh kejutan. Ternyata, hal ini dapat dituangkan pada apparel dengan apik oleh Yelly.
“Misalnya, kalau lihat suatu karya seni pendapat orang bisa beragam. Kalau aku lihat lukisan, pendapat orang tentang lukisan itu belum tentu bakal sama kayak aku. Nah, rancangan aku pun begitu. Kalau orang lihat jumpsuit, eh padahal itu dress. Jadi yang mana yang benar? Don’t believe your eyes,” jelasnya.
#Monokrom Sebagai Bentuk Idealis
Visi dari kedua brand Yelly adalah ingin membuat ready to wear yang bisa dipakai semua kalangan.
“Hitam dan putih adalah wujud idealis aku. Selain karena emang aman dan bisa dipadupadan sama warna ataupun merek fashion lain, pokoknya hitam putih itu nggak akan pernah mati,” ujar desainer lulusan ESMOD Jakarta tahun 2011 ini.
Yelly memang ngebebasin pelanggannya untuk padupadan busananya dengan yang lain, entah digunakan sebagai basic ataupun pelengkap.
Menyiasati supaya customer nggak bosan, Yelly lebih menekankan permainan model pakaian dan cutting yang bervariatif.
Stylovers, ternyata jiwa seni memang sudah mendarah daging di jiwa Yelly. Ia pun begitu kreatif memadukan unsur seni kelas tinggi ke dalam busananya.
Dari kisahnya kita tahu, kalau inspirasi itu memang nggak terbatas bentuknya.
Nah, Stylovers, kalau inspirasimu apa? (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR