"Secara basic para desainer muda harus mengerti gimana caranya membuat pola, pengenalan bahan, apakah punya nilai jual, dan memperhatikan daya beli pasar," ungkap Marissa kepada Dinda Stylo.ID.
Tak hanya itu, Marissa juga menjelaskan bahwa setiap desainer muda tidak boleh terlalu memiliki idealis yang sempit agar karyanya sukses di pasaran.
"Idealis di sini misalnya, saya cuma suka desain baju yang terbuka, sementara pasar ternyata lebih banyak minat baju yang tertutup, otomatis kita juga harus ikuti minat pasar kalau mau laku kan," tutur Marissa.
( BACA JUGA :3 Rekomendasi Salon di Jakarta Selatan yang Recommended untuk Mengubah Warna Rambut)
Lebih baik mana, desainer yang mengikuti tren atau menciptakan tren?
Di dunia fashion tentu banyak bermunculan tren yang berganti-ganti setiap musimnya.
Marissa juga menjelaskan bahwa hal tersebut cukup dipengaruhi oleh seorang desainer loh, Stylovers.
"Desainer itu ada dua, ada yang fashion followers dan ada yang jadi trendsetter. Tapi desainer yang baik adalah desainer yang bisa jadi seorang trendsetter dan bisa tau tren apa yang selanjutnya akan diminati pasar," jelas Marissa.
( BACA JUGA :5 Rekomendasi Sleeping Mask Untuk Wajah Lembap di Bawah Harga 120 Ribu Rupiah)
Bagaimana cara seorang desainer menciptakan busana murah tapi tetap berkualitas?
Pasar tentu menginginkan barang yang berkualitas namun tetap dengan harga yang affordable.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Mengenal Betty Epsilon Idroos, dari Asisten Dosen Hingga Perempuan Satu-satunya di Jajaran Komisioner KPU RI
KOMENTAR